Tank Uzur Seusia Bapak Teman saya....
Tenggelamnya Tank Amphibi TNI AL pada latihan perang yang diadakan minggu lalu dan menewaskan 6 orang awaknya membuat saya bertanya-tanya, kenapa kendaraan perang yang dibuat pada tahun 1962 masih saja digunakan bahkan menjadi ujung tombak kendaraan tempur marinir, ya kenapa? kurang danakah? atau tidakkah pilihan kendaraan amfibi lainnya yang diproduksi dengan tahun lebih muda? atau tidak mampukah PINDAD ditambah IPTN ditambah TEXMACO membangun sebuah kendaraan tempur semacamnya?
Sebelum akhirnya saya terlanjur menuduh lebih lanjut, saya dipaksa untuk gugling dahulu untuk mengenal kendaraan tempur amfibi ini. Disebut kendaraan amfibi karena kendaraan tempur ini selanjutnya kita sebut tank mampu malalui medan perairan maupun darat, sebuah keuntungan yang luar biasa apalagi dalam keadaan perang. Adalah BTR-50P (Browne Transporter 50 Palawa) jenis tank yang tenggelam 400 meter sebelum bibir Pantai Banongan, Situbondo merupakan pengembangan dari jenis sebelumnya, PT 76 yang dikembangkan sejak tahun 50-an.
Tenaga penggerak PT-76 dihasilkan dari mesin diesel 4 silinder jenis V-6 yang berkekuatan 240 tenaga kuda atau 1.800 rpm. Bahan bakar yang dibutuhkan adalah 250 liter solar (HSD) kemudian 60 liter air sebagai pendingin radiator serta menggunakan pelumas mesin jenis DCO.50 sebanyak 45 liter. Ini membuat PT-76 mampu melaju dengan kecepatan hingga 45 km/jam di jalan raya sepanjang 260 km, 30 hingga 35 km/jam di jalan biasa dan 25 km/jam di jalan bergelombang sejauh 210 km.
Kelebihan PT-76 ini terletak pada kekuatan mesinnya, karena mampu memberikan kemampuan berenang yang baik ke arah muka sebesar 11 km/jam untuk jarak 70 km dengan waktu tempuh 8 jam. Sedang jika bergerak ke belakang, memiliki kecepatan hingga 5 km/jam. Itulah sebabnya mengapa PT-76 dipandang memiliki kualifikasi sebagai tank pendarat amfibi.
Kendaraan amfibi satu ini cukup banyak mengambil peran dalam setiap operasi militer yang digelar oleh TNI Al, dari pembebasan Irian Barat, dwikora (1964-1965) di perbatasan Indonesia–Malaysia, Operasi Seroja (1975-1979) di Timor Timur sampai Operasi Pemulihan Keamanan Terpadu di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (2002-2005).
Tak luput dari gejolak politik di Indonesia, Tank Amphibi buatan Rusia ini juga mengalami beberapa perubahan besar terutama dengan jeroan mesinnya, walaupun kulit luarnya masih seperti seri Rusia namun mesinnya, akibat pemberontakan G30s-PKI yang berpengaruh buruk bagi hubungan Indonesia-Rusia, diganti dengan mesin-mesin buatan Amerika, bahkan meriam yang tadinya default rusia kini telah menggunakan meriam buatan Belgia yang di atas kertas meningkatkan performa kendaraan tersebut.
Sebenarnya selain Rusia, AS juga mengembangkan kendaraan tempur jenis yang sama dikenal dengan seri AAV-7A1 yang dikembangkan sejak tahun 70-an. Namun kendaraan tempur ini banyak dikritik karena selama perang di Irak paling sering menjadi sasaran empuk pejuang Irak. Rencananya pada 2015 Amerika akan menggantikan kendaraan amfibi ini dengan seri Expeditionary Fighting Vehicle (EFV).
Selain AS beberapa negara juga mengembankan kendaraan amfibinya sendiri kebanyakan dikembangkan setelah perang dunia ke-dua, saat ini memang yang menonjol adalah tank amphibi buatan Rusia dengan seri terbarunya BMP 3F yang rencananya pada 2007 kemarin TNI memesan 20 buah untuk melengkapi jajaran kendaraan tempurnya.
Sekarang, bila anda bertanya pada saya kenapa tank amphibi TNI-AL buatan rusia tahun 1962 tersebut bisa tenggelam? maka saya dengan pengetahuan yang sangat cetek ini akan serta merta menyalahkan faktor usia sebagai penyebabnya. Karena boleh saja tank tersebut telah melewati beberapa modifikasi untuk modernisasi, namun kendaraan militer berusia 45 tahun yang ditujukan untuk melewati medan yang cukup berat adalah sebuah masalah besar.
Dan bilapun dana bukan masalah, kenapa tidak kerahkan saja PINDAD ditambah IPTN ditambah Texmaco (dikenal dgn truk militer buatannya berlabel "perkasa") untuk mengembangkan kendaraan sejenis? "Oh ya!!" saya baru ingat, Texmaco kan sudah dipailitkan sedangkan IPTN masih digoyang bekas pegawainya dan PINDAD...walaupun bertambah maju nanum dalam skala yang lebih kecil.
Jadi, ....apakah kita harus berharap pada pandai besi asal Tegal yang terkenal kepiawaiannya meniru barang-barang buatan Luar Negeri dengan merk "Nikisami" ?
Baca Juga :
http://beta.tnial.mil.id/cakrad.php3?id=546
http://www.fas.org/man/dod-101/sys/land/row/btr-50.htm
Harian Surya tentang Spek BTR 50P
Expeditionary Fighting Vehicle (EFV)
Amphibious Assault Vehicle (AAV)
Lebih lengkap tentang kendaraan Amfibi
BMP-3F
http://alutsista.blogspot.com
1 Comments:
Indonesien ist nicht zu übermitteln dem indonesischen Militär so kann es leicht oleeh Feind angegriffen werden ..
wenn ich kann beraten Pindad sollte den alten Tank entsorgen und ersetzen ihn durch einen neuen ...
und muss den Mut der Soldaten fügen haben auch mehr Mut ..
jetzt nicht wie die Menschen in der militärischen Geisel von Piraten, sondern sich zurücklehnen und nicht zu kämpfen ...
Es tut mir leid ..
Post a Comment
<< Home