Meitheamh 27, 2007

Daniel Bernoulliy : Perseteruan Bapak-Anak





Lapiondo makin menggila, bahkan sampai beberapa hari lalu muncul semburan baru di sisi jalan raya Porong dari bawah sebuah restoran yang sekarang dikenal dengan restoran terapung. Para insinyur ITS telah berupaya menghenteikan semburan yang makin hari makin kuat itu dengan salah satu cara yang menggunakan hukum Bernoulli.

Sampai dengan sabtu kemarin (23/6) para insiyur tekah berupaya memasang pipa setinggi 20 meter untuk menetralisir tekanan yang datang dari perut bumi tersebut namun belum berhasil. Berita baik itu akhirnya datang juga kemarin pada ketinggian pipa 24 meter akhirnya semburan baru tersebut dapat dihentikan dengan suksesnya sebuah ketinggian yang tidak main-main bahkan jet pump-pun kalah.

Hanya saya sesuai dengan perjanjian dengan warga setempat setelah 5 menit semburan air dihentikan peralatan dan pipa yang terpasang di atas semburan itu (dan berhasil menghentikannya) harus dilepas. Bukan karena warga takut tertimpa pipa bila pipanya rubuh namun khawatir fihak Lapindo urung membayar ganti rugi kepada warga yang menjadi korban semburan baru tersebut

Apa atau siapakah sebenarnya Bernoulli itu? Saya sendiri tidak pernah mendengar namanya sampai tadi pagi membaca headline harian Surya (26/9) tentang usaha para insinyur ITS dalam menghentikan semburan baru tersebut. Saya sendiri adalah mahasiswa jebolan Fakultas Sastra jadi wajar sajakan bila belum pernah mendengar kata Bernoulli.

Jiwa pustakawan ini ternyata sudah mendarah daging, dengan cepat lalu saya datang ke Mbak Gugel (saya cape measosiasikan gugel dgn gender pria, sekali-kalo bolehkan gugel saya panggil dengan “Mbak”) mencari tahu tantang Bernoulli yang ternyata adalah nama belakang seorang penemu hukum Hidrostatika (atau hidrodinamika?). Ternyata penghentian semburan baru tersebut ada hubungannya dengan tekanan air atau semacamanya, bukan pada saya untuk menjelaskan secata detil tentang teori tersebut.

Saya malah ingin bercerita tentang siapakah Bernoulli. Memiliki nama lengkap Daniel Bernoulli mungkin memiliki kisah yang unik dalam sejarah hidup para peneliti. Dimana akibat penemuannya yang kesohor tersebut hubungan dia dengan ayah kandungnya memburuk

Lahir pada tahun 1700 dari sebuah keluarga yang memiliki sejarah panjang sebagai ahli matematika. Ketika lahir ayahnya menjadi ketua jurusan matematika di universitas Gruningen, Belanda. Ayahnya memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan Daniel Bornoulli bahkan memutuskan bahwa jalan Daniel Bernoulli adalah menjadi pedagang bukan ahli matematika seperti dirinya.

Namun Bernoulli melawan kehendek ayahnya lucunya kakek Daniel juga sama seperti ayahnya menginginkan anaknya (yaitu ayahnya Bernoulli) untuk juga menjadi pedagang. Tentunya saja ayahnya Bernoulli menolak keinginannya dan malah menjadi ahli matematika. Seperti juga ayahnya Bernoulli malah jatuh cinta pada ilmu matematika Namun pada perjalanannya ayah Bernoulli memutusakan anaknya untuk menjadi dokter daripada menjadi ahli matematika karena menurut dia menjadi ahli matematika berarti kekurangan uang.

Ternyata justru dalam dunia kedokteran lah Benoulli menemukan ketenarannya. Berbekal keahliannya dalam matematika Bernoulli menemukan cara mengukur tekanan darah disitulah awal mula teori hidrodinamika yang terkenal itu dimulai.

Pendek kata, saat Bernoulli hampir menyelesaikan teorinya ayah Bernoulli yang ahli matematika itu mendapat penghargaan dari French Academy. Dua tahun setelah ayahnya menerima penghargaan tersebut Bernoulli menyelesaikan teorinya dan diakui dalam dunia ilmiah. Dan sama dengan ayahnya Bernoulli menerima penghargaan, juga dari French Academy.

Disinilah letak keunikan atau bisa dibilang kesedihan Bernoulli ternyata ayahnya yang lebih dulu telah mendapat penghargaan dari French Academy tidak dapat menerima bahwa anaknya berada dalam posisi yang sama dengannya. Mungkin tersinggung atau merasa diinjak-injak harga dirinya ayah Bernoulli bahkan sampai tega mengusir anaknya dan melarangnya untuk menginjakkan kakinya di rumahnya.

Sampai dengan tiga tahun kemudian Bernoulli berusaha lebih menyempurnakan teorinya dan pada akhirnya menerbitkan sebuah buku berjudul "Hydrodynamica, by Daniel Bernoulli, Son of Johann" dalam judul buku tersebut Bernoulli berusaha rendah hati dan menyebut dirinya sebagai anak dari Johann sebagai sebuah penghormatan. Namun setehun kemudian ayahnya menerbitkan juga sebuah buku dengan judul Hydraulics yang memiliki kesamaan isi dengan buku anaknya dan bahkan berbau plagiat.

Sejak kejadian tersebut sepertinya Daniel Bertoulli kecewa sekali dan kehilangan minatnya pada dunia matematika. Pada akhirnya dia sejak itu dia mendedikasian dirinya untuk melayani masyakarat dan menjadi dokter umumnya. Daniel Bertoulli meninggal dunia pada tahun 1782 di usia ke-82.

Sumber
- Biografi Daniel Bernoulli
- Teori Bernoulli
- Harian Surya


0 Comments:

Post a Comment

<< Home