Deireadh Fómhair 19, 2006

Anak hilang itu, kembali!!




Tiba-tiba aroma yang sudah lama tidak pernah mampir kembali menerjang syaraf-syaraf indera pengaraoma ini. Sudah lama sepertinya, padahal hanya beberapa bulan saja, namun rasanya seperti matahari semakin hari semakin berusaha meyakinkan janjinya untuk beranjak sejengkal saja dari ubun-ubun.

Kemarau panjang yang, kabarnya, sudah sampai pada ujungnya ini hampir-hampir saja membuat saya lupa bahwa ada sesuatu yang dirindukan. Musim panas memang panas, semua orang tahu itu, namun berulang kali hampir-hampir semua orang mengutuknya, seakan keringat yang dikeluarkan seharga sebongkah emas, padahal itupun belum lagi nyamuk-nyamuk yang berkeliaran sepanjang malam-malam kemarau, mungkin segudang mutiara menjadi padanannya

Ya, dan rindu itu adalah bau tanah yang tersiram air, beberapa cara dilakukan untuk memperoleh aroma tersebut namun pada intinya adalah dengan membasahi halaman (bila ada) atau jalan-jalan depan rumah. Sumbernya bisa datang dari mana saja baik dengan air yang diambil dari sumur ataupun air kotor got, sah-sah saja karena aroma yang ditimbulkan oleh pertemuan debu/tanah kering dengan air tersebut toh tidak berbeda.

Namun pagi ini, anak hilang itu telah kembali walau hanya beberapa detik, cukup deras juga, dan Allah SWT berbaik hati dengan membangunkan saya, yang mana sedang rindu berat, ini tepat beberapa saat sebelum mereka datang.

Entah kenapa, kesadaran otak yang biasanya ketika baru bangun agak sedikit telmi tadi pagi tidak begitu. Hujan! Begitu kata kepala saya dan memang benar yang tadinya hanya seperti bunyi seng kendor pakunya dan goyah terkena angin, lama kelamaan iramanya semakin sering dan keras. Seperti dilempari ratusan kerikil bunyi seng warung depan rumah semakin menyatu dan tiba-tiba saja paduan suara ribuan malaikat sedang bersenandung diiringi Twilight Orchestra-nya Mas Adie MS.

Sesaat setelah tersadar, dalam beberapa detik hujan tadi pagi saya angkat tangan lalu hampir-hampir saja dengan keras saya berteriak..."Ya, Allah berikanlah kami keturunan yang soleh dan soleha, serta keluarga yang sakinah mawaddah warohmah...dan barokah!!

"Amin!!"...isteri saya yang padahal berapa diluar kamar hendak menyiapkan hidangan sahur mengamini do'a saya, baru saya sadar bahwa tadi itu kayaknya keras juga ya berdo'anya.

Disaat saya masih terkagum-kagum mendengarkan irama serasi antara seng dan tetesan hujan di atas tempat tidur tiba-tiba isteri saya memanggil dari dapur

"Mas.."

"ya?" sahutku

"tolong baskom-baskomnya dong" isteriku yang sedang memasukkan beras di reskuker menimpali.

Indahnya irama tetes hujan dikepala saya tiba-tiba buyar dan teringat bahwa genteng di atas dapur belum sempat dibenahi. Yah....bocor lagi, bocor lagi deh. Alhamdulillah walau cukup deras hujan sahur tadi tidak berlangsung lama dan hari ini walau baskom-baskom sudah (akhirnya) siap di tempatnya, belum sempat air mengalir dari atas genteng.
___________________

Selamat datang anak yang hilang, semoga dengan datangnya kamu akan menghapus asap dan ribuan saudaraku di Sumatra, Kalimantan bahkan beberapa negara tetangga akan bahagia dan SBYpun tersenyum. Semoga juga dengan datangnya kamu, membuat pekerjaan bapak-bapak Pemadam kebakaran menjadi ringan dan penduduk Jakarta akan bernafas lega.

Oh ya hujan, mumpung masih dalam suasana ramadhan menjelang syawal saya dan isteri mengucapkan "Taqoballahuminna wa minkum"....tentunya begitu juga untuk anda, pembaca.



Sumber foto : CORBIS

0 Comments:

Post a Comment

<< Home