Balada Si Tukang Cukur
Apa alasan anda pergi ke tukang cukur? untuk kerapihan kah? kesehatan alias higienis kah? untuk gaya kah? atau sebaai tanda bahwa anda sudah menjadi haji (seperti yang biasa dilakukan para Pak Haji). Berapa sering anda pergi ke tukang cukur baik ber merk DPR (Di bawah Pohon Rindang) atau Salon terkenal lengkap dengan sofa empuknya dan ruangan ber AC ber merk yang aneh-aneh (Lutuye contohnya). Semuanya sangat tergantung kebutuhan, ada yang mengurusi rambutnya berkala sebulan sekali atau dua minggu sekali walaupun rambutnya belum panjang, ada juga yang sampe menunggu ujung rambut depannya jatuh di antara dua matanya (padahal rambutnya kriting) baru ribut-ribut motong rambut.
Rambut memang seperti mahkota, tidak lagi hanya perempuan yang memiliki perhatian khusus pada rambutnya namun saat ini priapun (banyak) juga yang memiliki perhatian yang sama pada rambut milik mereka. Jenis atau style potongan rambut untuk priapun semakin beragam dari gaya cepak plontos ABRI guna menakuti-nakuti polisi bila di razia sampe gaya rambuh Beckham Si pemain bola yang ngetop itu jadi panutan. Pria tidak malu-malu lagi datang ke salon kecantikan untuk hal satu itu dan cerewet dengan gaya rambut yang cocok untuknya. Tidak hanya rambut bahkan kabarnya pria-pria metroseksual juga merawat kuku2nya secara rutin di salon-salon kecantikan langganan mereka.
Saya sendiri masih agak canggung untuk datang ke salon salon kecantikan untuk urusan satu itu. Buat saya tempat paling bagus yang pernah dikunjungi untuk meamputasi bagian tubuh saya itu adalah semacam barber shop khusus pria memang walau tidak dideklarasikan begitu namun kenyataannya pengunjung tempat model begini memang hampir semuanya pria. Kenyamanan yang diperoleh bila motong rambut di sana paling-paling hanya ruangan ber AC tanpa dekorasi ruangan bergaya kosmopolitan. Selebihnya saya lebih suka melakukannya di tukang potong rambut keliling langganan saya. Kang Edi asli Ciamis.
Kang Edi ini langganan sejak TK, pengalaman pertama saya dicukur ya oleh beliau. Begitu banyak anak-anak di komplek saya besar juga menjadi langganan Kang Edi, dari tarif Rp. 75,- rupiah sekali cukur sampai sekarang hampir menyentuh Rp. 10.000, Asli Jawa Barat, di Jakarta hanya menjari transit mencari nafkah saban sebulan sekali mesti balik ke kampungnya. Gayanya biasa-biasa saja bila sedang keliling, stelan celana panjang berwarna gelap dan kemeja putih (nyaris tidak berubah sejak saya TK) dengan tutup kepala mirip topi rimba, sebuah tas tempat "senjata" cukur melintang dipundaknya dan tempat duduk lipat. Tanpa harus ba bi bu menyebutkan saya mau model apa Kang Edi sudah faham benar harus dibagaimanakan rambut saya. Kebiasaan itu sering terbawa bila saya datang ke tempat cukur rambut lainnya, agak bingung juga bila ditanya "Mau di apakan pak?". "Ah yang penting rapih lah" jawab saya.
Sebenarnya sudah berapa lamakah profesi tukang cukur ada di muka bumi ini? Pastinya suda lama ya karena rambut manusia juga sudah tumbuh dari pertama kali Nabi Adam turun di bumi dan akan terus tumbuh sepanjang manusia masih hidup. Tentunya bila didiamkan akan menutupi seluruh tubuh. Mirip dengan Thomson dan Thompson yang salah minum obat di salah satu serial cergam Tintin.
Di Mesir kuno profesi (kalo boleh di bilang sebagai profesi) tukang cukur memiliki tempat yang istimewa, mereka hidup dengan makmur dan dihormati. Setiap orang dewasa Mesir kuno mencukur rambut dan jenggotnya, bahkan pendeta mereka mencukur setiap rambut yang tumbuh di tubuh secara berkala. Ketika Kekaisaraan Yunani masih berjaya tempat tukang cukur menjadi ajang berkumpulnya para intelektual dan aklhirnya berkembang sebagai salah satu tempat pemikir-pemikir sezamannya untuk saling bertukar fikiran.
Dalam agama kita sendiri, yakni Islam mencukur rambutpun sudah diatur dalam hadist. Namun agaknya urusan model potongan rambut tidaklah menjadi bagian yang secara spesifik kita diwajibkan untuk mencontoh beliau (Rasulullah) sebagai bagian dari hukum Islam. Sehingga bisa saja umat manusia di dunia ini memiliki model ptongan rambut yang berbeda-beda. Sesuai dengan kebiasaan atau `urf yang positif yang berlaku di peradaban masing-masing.Namun ada jenis model potongan rambut yang secara tegas diharamkan, misalnya mencukur habis rambut dan menyisakannya sedikit di bagian tertentu.
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Rasulullah SAW melarang melakukan qaza` (menggunduli kepala dan menyisakannya sebagian di bagian ubun-ubun)". (Muttafaq `alaihi)
Model pelawak srimulat gitu kali ya yang suka nyisain sedikit jambul di atas kepalanya sementara sisanya botak.
Image tukang cukurpun sebenarnya tidak jelek-jelek amat dalam beberapa film digambarkan mereka cukup bijaksana dan menjadi tempat berbagi cerita bagi pelanggannya. Mereka juga dikenal dengan pelanggan-pelanggan setianya bahkan menularkan sampai anak cucu si pelanggan, bila memang umur dan tenaga si pencukur masih ada. Ada kalanya beberapa kisah-kisah penuh bijak dikaitkan dengan profesi satu itu, walau si tukang cukur tidak selalu menjadi tokoh protagonis, yah tukang cukur kan juga manusia. Cuba tengok anekdot (fiksi) di bawah ini :
Seseorang memasuki sebuah barber shop (warung pangkas).
Setelah selesai potong rambut, ia bertanya harus bayar berapa.
Tukang cukur bilang, "Tak usah, saya niatkan shadaqah saya untuk pendakwah..."
Keesokan harinya dia memperoleh 12 buku do'a dan secarik kertas pesan terima kasih. Tukang cukur itu tersenyum senang...
Esok hari, seorang anggota Polri datang untuk potong rambut dan bertanya ongkosnya.
Tukang cukur: "Tak usah, saya niatkan untuk pelayanan kepada masyarakat..."
Keesokan harinya dia memperoleh 12 potong donat dan secarik kertas pesan terima kasih dari polisi untuknya. Ia pun tersenyum senang...
Esoknya lagi, datang seorang anggota TNI mencukur dan bertanya ongkosnya.
Tukang cukur: "Tak usah, saya niatkan untuk menjaga keamanan masyarakat…"
Tak lama, datang kiriman 12 pisau cukur baru, dan ia pun bahagia.
Tapi besoknya, datang seorang Pejabat Sipil Birokrasi untuk potong rambut dan bertanya ongkosnya.
Tukang cukur : "Tak usah, saya niatkan untuk pelayanan kepada negara..."
Keesokan harinya datang 12 pejabat sipil lainnya, dan minta potong rambut.
Namun begitu, kata cukur sering kali menjadi sesuatu yang menakutkan bagi kebanyakan pegawai kantoran. Karena bila sudah datang musimnya cukur anggran maka artinya bisa jadi pegawainya yang akan menjadi korban, entah dengan pemuutusan hubungan kerja atau yang paling ringan pengurangan gaji. Tukang cukurpun pernah di sebut sebut oleh seorang mantan pejabat tinggi militer, Ryamizard, di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta. Rupanya, ia punya ganjalan karena pemberitaan yang dinilainya mengait-ngaitkan dirinya dengan ketidakberesan pembelian Fokker 50 di Markas Besar AD "Saya tak mau menerapkan manajemen tukang cukur. Semua dilakukan sendiri, mulai mencukur hingga menerima pembayaran. Saya sebagai pemimpin cuma menentukan kebijaksanaan. Masalah uangnya, proses pembayarannya, saya tidak mau tahu. Sudah ada yang ngatur." [Nasional, Gatra Edisi 24 Beredar Senin, 24 April 2006].
Waaah melantur pisan nih ;))... wes lah ta sudahi saja tulisan ga jelas tentang tukang cukur ini pan-kapan dikembangin lagi deh ;)
Mungkin mau baca baca tentang tukang cukur klik aza url berikut -> http://barbershop.com/barberhistory.htm
Dan in
Ikhwan Berambut Panjang
foto dari http://pro.corbis.com
0 Comments:
Post a Comment
<< Home