Koran
Setiap pagi bagi kebanyakan orang yang tinggal di Jakarta tidak bisa tidak harus mengambil secarik koran untuk menemani mereka sarapan atau minum kopi. Bagi yang tidak sempat sarapan di rumah biasanya dalam transportasi umum yang mengantarkan mereka ke tempat pekerjaan juga ditemani dengan yang namanya koran.
Sedikit berbeda dengan kebiasaan masyakarat di Luar negeri memang koran di Indonesia baru sejak awal eformasi mengalami kebebasan luar biasa dalam menuangkan isi beritanya. Namun seperti juga di belahan dunia lainnya koran di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang walau tidak sepanjang sejarah perkembangan penerbitan buku.
Sebenarnya kegairahan terhadap koran dan sejenisnya tidak saja terjadi pada masa reformasi. Beberapa saat setelah pembacaan teks proklamasi Indonesia koran sangat laku diperebutkan orang, sepertinya saat itu tidak ada seorangpun yang ingin ketinggalan berita. informasi dan beriya tentang bangsa yang baru saja lahir itu menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduknya tentunya membuat para penerbit semakin sumringah karena oplahnya menanjak :).
Tercatat beberapa peristiwa penting dalam sejarah pers di masa revolusi yakni di tahun yang sama telah didirikan Sari Pers di Jakarta oleh Pak Sastro dan kantor berita Antara dibuka kembali, setelah selama tiga tahun dibekukan Jepang. Kantor Sari Pers setiap hari mencetak ratusan koran stensilan yang memuat berbagai berita penting dari seluruh tanah air. (Suara Karya, 23 Agustus 2004)
Koran sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Qur'an namun ada juga yang menyebutkan berasal dari kata Belanda (Krant?) ...ya ga tau lah pastinya, hanya ahli bahasa yang bisa menjelaskan lebih pasti di sini. Koran dalam peradaban manusia memiliki sejarah yang lebih panjang dari kejatuhan Kota Romawi yang pernah dipimping Julius Cesar sampai dunia maya saat ini.
Sebenarnya koran itu apa sih? Begini menurut wikipedia Indonesia "Koran atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.
Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu.
Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian."
Surat kabar atau koran di Indonesia cukup unik, salah satu sebabnya adalah beberapa bahan berita bahkan tidak mungkin kita temui dalam harian-harian lainnya. Bayangkan nara sumber di Indonesia tak melulu cendekiawan atau ahli dalam bidang tertentu, bahkan mahluk ghoib sah-sah saja menjadi "nara sumber" yang dapat dikorek informasinya mengenai situasi dan prospek politik Di Indonesia. Biasanya ramai saat-saat Pemilu atau gonjang-ganjing keaadaan ekonomi serta politik.
Surat kabar pertama kali dikenal pada tahun 59 sebelum masehi di kekaisaran Romawi kuno. Saat itu hanya berisi jurnal kegiatan Sang Kaisar yaitu Julius Cesar bertajuk "Acta Diurna". Walaupun begitu baru pada tahun 1605 surat Kabar terbit yang pertama kali dalam bentuk tercetak oleh Johan Carolus dengan tajuk "Relations" di Perancis yang saat itu dikenal dengan daerah merdeka bernama Strasbourg dengan bahasa dominan "Bahasa Jerman" (Pertanyaan tentang Kota Stratsbourg pernah muncul pada Who Wants 2 be a Millionare versi Indonesia). Koran tertua di dunia yang saat ini masih terbit adalah "Post-och Inrikes Tidningar " dari Swedia yang terbit pertama kali pada tahun 1645.
Di Indonesia sendiri saya belum begitu banyak menemukan data lengkap mengenai kapan dan di mana awal sejarah koran. Namun sebuah fakta menarik saya temukan, mengenai sejarah harian di Indonesia. Ternyata harian yang bernafaskan Islam telah terbit sejak sebelum Perang Dunia I tepatnya pada tahun 1 oktober 1932 ADIL namanya oleh Muhammadiyah, terbit terakhir tahun 2002.
Adil merupakan salah satu di antara dua pers Indonesia yang terbit sebelum Perang Dunia II. Kedua penerbitan itu sampai saat ini (l999) masih terbit meskpun mengalami berbagai bentuk terbitan. Media yang lain itu adlah Panjebar Semangat yakni harian berbahasa Jawa terbit di Surabaya. Majalah ini terbit pertama kali tanggal 2 September 1933 didirikan oleh dokter Soetomo, yang merupakan kelanjutan penerbitan harian Soeara Oemoem yang menggunakan bahasa Melaju (Indonesia) dan bahasa Jawa. Majalah Panjebar Semangat sejak awal kelahirannya dipimpin oleh Imam Soepardi mantan guru yang kemudian menjadi anggota redaksi Soeara Oemoem dan beliau meninggal tahun 1963.
Saat ini koran tidak hanya berbentuk kertas, namun kerap kali juga disertai sodara kembarnya di internet. Pertama kali di jakarta sebenarnya pelopor me-online-kan berita-beritanya adalah Republika (www.republika.co.id). Namun update yang kurang cepet serta bank datanya yang kurang mantab membuat portal berita republika tergeserkan oleh kepunya Kompas (www.kompas.co.id) apalagi data-data yang bisa digali di sana lumayan lebih banyak daripada Republika punya.
Berkembangnya portal-portal berita dalam dunia maya. mau tidak mau memaksa kita melihat lahirnya sebuah generasi baru dari perkembangan. Dari tulisan tangan, cetak lalu sekarang elektronik (online) entah bebeapa abad ke depan akan seperti apa bentuknya karena kebutuhan akan informasi tidak akan pernah hilang selama peradaban manusia masih ada di muka bumi ini.
Sumber
Koran masa Revolusi
Wikipedia : Koran
Tentang Harian Adil
0 Comments:
Post a Comment
<< Home