Aibreán 21, 2005

Surat Imajiner (Lawas) untuk Nak Inul



Dari milis yang dikirim Mbak Wanti guru dan kakak kelas saya. Tinggal di Bogor

Sudah sejak remaja ia melihat budaya kumuh bangsanya tak bisa menjawab tantangan zaman. Ia menyadari bahwa pengetahuan ilmiah modern,dibidang apa saja, ditambah disiplin tata etika, akan membebaskan bangsanya dari kekalahan.

Ia menunutut pemerintah penjajah membayar ganti rugi penghisapan dengan pendidikan yang jelas mereka hindarkan.

Ia seorang pemikir budaya yang berani menyerbu dengan penanya. Bahasanya sopan tapi tanpa basa-basi. Tegar dan tajam bila diperlukan,tanpa menghindari laga pemikiran perempuan pejuang emansipasi kaumnya,tetapi menyadari bahwa tanpa emansipasi kaum lelaki mana ada emansipasi kaum perempuan.

Ibu Kita Kartini jelita yang remaja. Bintang kejora dari Jepara, ternyata seorang empu budaya.

RA Kartini (21 April 1879- 17 September 1904,wafat pada usia 25 tahun)

By Rendra

** "Ya Allah,ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia, selamatkan dia, muliakan dia, lapangkan tempatnya, dan bersihkanlah dia dengan air,air salju dan air embun. Sucikanlah dia dari dosa sebagaimana halnya kain yang putih bila disucikan dari noda. Dan gantilah rumahnya dengan tempat kediaman yang lebih baik, begitupun keluarganya dengan yang lebih berbakti, serta lindungilah dia dari bencana kubur dan siksa neraka." (Hadits Riwayat Muslim)


Surat Imajiner (Lawas) untuk Nak Inul


Assalaamu'alaikum Nak Inul,

Mungkin Nak Inul sudah mengenal wajah Ibu yah. Generasi sekarang mengidentikan Ibu dengan kebaya. Dulu-dulu sih setiap Ibu ulang tahun banyak pelajar putri dari TK sampai SMA menggunakan kebaya,. Mungkin kalau sekarang yang masih memperingati hari lahir Ibu dgn menggunakan kebaya hanya anak TK saja. Yah, Ibu sekarang sudah dilupakan byk wanita Indonesia Nak.

Nak inul gimana kabarnya??? Ibu kemarin lihat di TV wajah Nak Inul sembab, pasti habis nangis yang sangat memilukan yah..??? Ibu kadang secara ga sengaja nonton Nak Inul di TV. Duh Nak, kok ibu saat melihat tarian Nak Inul, maap Nak kalo menurut Ibu sih ga karuan, kok sptnya Nak Inul menjatuhkan martabat Nak Inul sendiri juga martabat wanita Indonesia yg dulu ibu perjuangkan hak dan martabatnya.

Kalau seandainya ibu diminta mengomentari tarian2 Nak Inul pasti ibu akan menangis Nak. hasil perjuangan ibu untuk kaum wanita Indonesia saat ini sptnya sudah tidak terlihat lagi. Kebebasan yang ibu perjuangkan dulu adalah kebebasan wanita untuk memiliki hak sejajar dgn para pria dalam hal mencari ilmu nak, bukan kebebasan yg nak inul dan kawan2 perjuangkan saat ini.

Ibu dengar Nak Inul dulu pernah mesantren, apa ga ada sedikitpun nak ajaran guru2 Nak Inul di pesantren yg masih ada di benak Nak Inul??? Ibu saja menyesal terlambat mempelajari agama krn tidak adanya kebebasan menuntut ilmu bagi wanita dimasa ibu, sehingga blm semua ajaran agama yg ibu ketahui,termasuk kewajiban menggunakan jilbab bagi muslimah,krn guru ngaji ibu keburu meninggal dunia.

Nak Inul, Ibu ga bisa menulis byk. Ibu hanya ingin mengingatkan Nak Inul untuk mengingat akhirat. Nak Inul pasti sudah tau, dunia ini cuman sebentar. Harta dan ketenaran yg Nak kejar dan dapatkan sekarang hanyalah untuk sementra, jangan korbankan surga sesungguhnya dgn mengejar surga yg palsu Nak....

Kalo sekarang byk yg mendukung Nak Inul, apakah nanti juga diakhirat akan ada yg mendukung nak inul???

Mari Nak kita bersama2 membangun bangsa tercinta kita ini, dengan berusaha menjadi seorang putri sejati, putri indonesia harum namanya (loh kok Ibu jadi nyanyi lagu ibu sendiri ya??? :D). Mari kita menjadi putri yang berakhlak mulia dan berilmu, ya Naak.

wassalamu'alaikum,

Ibu Kita Kartini

*Maap ya Nak Inul kalo surat Ibu ini bernada menggurui, maklum ini "Ibu Kartini-an" ti bumi sunda :D

0 Comments:

Post a Comment

<< Home