Jakarta is no place for XXXL Man
Jakarta dengan jumlah penduduk yang lebih dari lima juta orang, dengan segala kompleksitasnya masalahnya yang sangat beragam. Memiliki fasilitas perkotaan yang hanya dimiliki oleh kota-kota besar di belahan dunia lain, membuat Jakarta sudah pantas disebut sebagai kota metropolitan.
Berbagai kemudahahan (dan juga kesulitan) dapat ditemukan di sini. Bila anda ingin ke pusat kota maka beragam pilihan angkutan umum dari yang termurah dan independen (seperti ojek sepeda misalnya) sampai yang sangat mahal dan mewah tersedia di sini. Bahkan bila hujan turun dan anda tidak membawa payung, tidak perlu khawatir karena selalu saja ada ojek payung yang siap melayani.
Jakarta pusat segala ada, begitu paling tidak klaim banyak orang. Masuk diakal juga sih, mengingat beberapa pusat perbelanjaan ada di sini. Komputer ada di Kota dan Mangga Dua, tekstil ada di Tanah Abang, barang pecah belah dan plastik dapat dengan mudah ditemukan di Jatinegara. Bahkan durenpun walau tidak musim di Pasar Induk bisa saja anda beli, tentunya dengan harga yang sesuai.
Tidak kurang walau masih belum memadai fasilitas yang tersebar di Jakarta juga menyentuh orang dengan cacat fisik. Beberapa Mall dan supermarket menyediakan tangga khusus untuk mereka yang menggunakan kursi roda. Bahkan bila anda buta pun tidak menjadi sebuah halangan untuk mencari rejeki karena keahlian memijit dapat menjadi andalan.
Namun dari gegap gempita fasilitas dan kemajuan yang Jakarta miliki ada satu hal yang tidak begitu diperhatikan. Yaitu Jakarta bukan tempat bagi anda yang memiliki tubuh lebih besar dari ukuran normal manusia Indonesia, biasa disebut dengan big size, overweight atau gemuk dan gendut.
Bayangkan begitu anda keluar dari rumah, bila anda memiliki tubuh yang rruar biasa besarnya bahkan tidak semua tukang ojek (kecuali tukang ojek kenalan anda) mau membawa anda ke pinggir jalan raya. Tidak cukup sampai di situ, begitu menumpang mikrolet maka anda akan disiksa dengan prinsip supir mikrolet yang tidak bisa diganggu gugat yakni 46. Alias empat orang di sisi sejajar dengan pintu dan enam orang di sisi yang lebih panjang.
Sebenarnya bukan anda saja yang bertubuh besar merasa tersiksa namun juga orang yang duduk di sebalah anda juga merasakan hal yang sama karena terpaksa berdempetan dengan suksesnya. Satu trik yang biasa saya lakukan adalah ketika menumpang mikrolet selalu pilih duduk di bangku kayu di dekat pintu. Karena hanya dengan di situ saya mendapatkan space yang nyaman dan tidak menggangu penumpang lainnya dan tentu pak supir dapat menjalankan prinsip 46nya dengan bahagia.
Apakah menjadi manusia dengan ukuran yang lebih besar itu menyenangkan? Dari pengalaman saya kebanyakan orang menyangka gemuk identuk dengan kebahagiaan dan cenderung tidak pernah susah. Apalagi, ini kenyataann loh, orang gemuk itu lebih mudah tertawa dibanding orang yang tidak gemuk . Karena bila susah (angggapan mereka loh ini) ga mungkin lah memiliki tubuh yang subur begete.
Tapi tunggu dulu, mereka pasti belum pernah merasakan bagaiman susahnya buat manusia-manusia big size mencari kebutuhan sandang di Jakarta. Mereka (non gemuk) pasti akan kaget bila tahu bahwa sangat...sangat...sangat jarang Mall-Mall di Jakarta menyediakan pakaian dengan ukuran besar, maksud saya benar-benar besar dengan tiga X di depan.
Bagi yang mampu tentunya bukan masalah karena bisa saja membeli atau memesan di butik-butik terkenal. Tapi bagaimana dengan saya yang hanya bekerja sebagai pustakawan dengan penghasilan rata-rata yang, terpaksa, bila harus membeli baju juga deangan uang yang rata-rata? Sungguh sebuah petualangan yang melelahkan.
Namun prinsip saya, mungkin bisa menjadi masukan bagi anda yaang berbadan xxxl adalah jangan pernah mencari mode lebih dahulu, karena 99,9% anda pasti akan menyesal. Hei??!! Anda pasti sadar kan kenapa para peragawan dan peragawati berbadan kurus? Karena memang mode itu hanya diperuntukkan bagi manusia-manusia kurus alias tidak gemuk.
Makanya, ketika mencari baju yang pertama kali harus anda tanyakan begitu memasuki toko adalah apakah ada ukuran yang bueeesar? Bila ada, baru lah anda memilih model yang mungkin cocok walaupun pada kenyataannya model yang ada untuk anda sudah ketinggalan musim.
Namun jangan khawatir ternyata masih ada beberapa tempat di Jakarta yang menyediakan baju dan celana dengan ukuran besar. Langganan saya bila tidak di Heritage (deket Blok M), WareHouse (senayan) dan tentunya-favorit saya-Sogo Jongkok Landmark (Setia Budi sebelah menara Landmark tepatnya) di kiosnya Uda. Bahkan bila tidak begitu memikirkan gengsi di Landmark anda bisa membeli baju dan celana (tentunya dengan ukuran besar) dengan harga sangat miring.
Begitu repotnyakah menjadi orang besar di Jakarta? Well, saya terpaksa menjawab dengan; Ya, memang repot. Dari tatapan aneh yang sering saya hadapi sampai fasilitas yang minim menjadi bagian dari beberapa sebab utama. Namun ada satu hal yang kadang sangat menyakitkan dan sangat menggangu dari semua itu, mau tahu? Yaitu; candaan dan candaan.
Sadar atau tidak kegemukan sering kali menjadi bahan candaan yang paling laku. Salah satu candaan yang sangat rutin saya denger (tentunya ditujukan kepada saya) adalah setiap Iedul Adha teman-teman di komplek suka sekali membuat kelucuan dengan mengatakan saya salah satu dari binatang qurban yang terlepas.
Mungkin tidak masalah buat saya, namun sering kali yang namanya kelucuan-kelucuan itu tidak pada tempatnya dan ...ingat nih ya,... justru keluar dari mulut teman sendiri. Tidak tahukah mereka bahwa orang gemuk itu lebih sensitif dari manusia normal lainnya? Apalagi bila kebetulan yang memiliki kelebihan badan tersebut wanita.
Kegemukan memang bukan sebuah kekurangan atau cacat. Tidak seperti orang yang kehilangan sebelah tangannya atau kakinya, kegemukan dapat disembuhkan dengan diet teratur. Namun di saat seseorang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar kadang mereka memiliki perasaan yang sama dengan orang cacat; minder dan tidak percaya diri.
Ubah paradigma anda sekarang juga!! Dukungan atau support dari lingkungan yang kondusif lebih diperlukan dibanding candaan-candaan yang malah membuat manusia xxxl merasa mereka (atau saya) terdiskriminasi. Mungkin bisa saya katakan, saat ini atau besok bila anda memiliki teman yang kegemukan, tolonglah dia karena saya yakin pertolongan anda akan memiliki efek positif yang luar biasa buat mereka.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home