Deireadh Fómhair 22, 2004

Library How To : Design Your LIbrary

Mohon maaf selama ramadhan ini rasanya malas sekali utnuk membuat tulisan. Di samping ternyata pada bulan ini harus menyetup sistim mikrofilm di perpustakaan saya bekerja (menarik untuk dijadikan bahan postingan sebenarnya).

Jadi rasa-rasanya saya re posting saja yang dulu pernah juga dimuat di blog ini. Namun kali ini versi lengkapnya, dimana akan saya bagi tiga. Ok selamat menikmati dan semoga berguna. Oh ya tulisan ini pernah dimuat di majalah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Pusat UIN Jakarta tapi saya lupa judulnya :).
**********************************************************



Pernahkah terfikirkan oleh Anda sudah berapa banyak buku dan sejenisnya yang telah terkumpul sejak kecil dulu sampai saat ini? Mungkinkah lebih dari seratusan eksemplar? Atau bahkan lebih! Atau mungkin juga hanya Tuhan saja yang tahu. Sepertinya memang sangat sepele, tetapi belanja buku tidak murah, bayangkan bila harga rata-rata sebuah buku yang Anda beli satu buahnya seharga sepuluh ribu rupiah maka bila Anda biasa membeli buku minimal satu buku saja dalam waktu satu bulan maka seratus dua puluh ribu rupiah telah terpakai untuk belanja buku satu tahun. Padahal untuk sebuah terbitan yang bagus (secara fisik) sebuah buku biasanya dijual di bawah Rp. 25.000. Buku juga identik dengan ilmu, dimana ilmu adalah investasi yang sangat berharga ingatkan Anda dengan pepatah “...ilmu yang akan menjaga harta Anda”? Rasa-rasanya membiarkan buku-buku yang telah Anda kumpulkan selama ini menumpuk dan berdebu di pojokkan rumah Anda dan akhirnya disimpan di gudang untuk dijual kiloan akan sangat sayang sekali. Wah itu yang untung abang abu gosok karena buku yang tadinya Anda beli berdasarkan isi inteletualnya dijual dengan hanya sepadan kertas-kertas bekas, yah paling-paling Rp. 1.500 sekilo lah, dan kemungkinan besar akan dijual lagi sebagai buku bekas di senen sana.

Menjadikan buku sebagai salah satu barang yang berharga adalah suatu langkah besar bagi kebanyakan orang mengingat penghargaan terhadap buku masih kurang dibanding keping VCD atau bahkan majalah mode. Buku, walaupun pada saat-saat tertentu sepertinya sangat dibutuhkan namun pada saat yang lain berakhir sebagai pengganjal pintu.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merubah paradigma sebuah buku di mata Anda. Buku bukan lagi benda yang terbuat dari kertas dan dipenuhi dengan huruf-huruf dan kadang-kadang ada illustrasinya, tetapi buku adalah ilmu, buku adalah database ilmu yang tidak muat di kepala Anda. Seperti sebuah komputer maka selain hardisk Anda membutuhkan disket, CD-Rom dan sarana penyimpan lainnya, persis seperti kepala Anda (hard disk) dan buku buku (CROM, Disket dan lainnya),...yah mungkin tidak tepat seperti itu, tapi saya rasa Anda menangkap maksudnya bukan?

Langkah Kedua setelah Anda menyadari buku yang Anda pegang di tangan Anda saat ini lebih dari kertas-kertas belaka adalah mulai memperlakukan buku tersebut sebagaimana mestinya. Oooh bukan! Jangan Anda jadikan buku tersebut sebagai bantal, tetapi mulailah berfikir untuk membangun sebuah perpustakaan pribadi di rumah Anda.

Perpustakaan ??!! Anda tentunya langsung berfikir akan sebuah ruangan luas yang dipenuhi rak-rak buku dengan meja-meja baca disekitarnya yang selalu penuh dengan manusia. Bila Anda berfikir seperti itu saya bisa langsung menebak bahwa Anda lebih sering ke kantin kampus dibanding perpustakaan. Oh ya, jangan mengelak saya tahu bahwa Anda dan seratus mahasiswa lainnya hanya datang ke perpustakaan ketika tugas kuliah mulai menumpuk sampai-sampai Anda berfikir bahwa perpustakaan selalu penuh dengan mahasiswa yang mencari bahan untuk tugas-tugas mereka, padahal perpustakaan sepi loh di awal semester, apalagi di liburan semester.

Saya tidak menyalahkan siapa-siapa apabila Anda membayangkan sebuah perpustakaan seperti apa yang ada di kampus Anda dan bahwa perpustakaan itu mustilah satu paket dengan ruangan yang luas, buku-buku yang banyak dan tentunya lengkap dengan pustakawan-pustakawati yang siap melayani Anda. Bahkan kalau Anda berkunjung ke jenis perpustakaan lainnya seperti perpustakaan umum di Jakarta atau kota –kota besar lainnya di Indonesia maka yang Anda dapatkan di dalamnya mirip seperti yang Anda bayangkan tadi, bahkan lebih rumit lagi. Tahukah Anda, untuk sebuah buku sampai di tangan pemakai perpustakaan diperlukan beberapa proses yang dikenal dalam dunia perpustakaan dengan antara lain: pengadaan dan pengolahan yang masing-masing memiliki sub-sub kegiatan yang tidak mudah dan dibutuhkan ketelitian serta ketelatenan dalam pengerjaanya.

Anda tidak perlu merasa takut, perpustakaan tidak perlu sesuai dan serumit dengan apa yang ada di kepala Anda. Membangun sebuah perpustakaan berati Anda membangun sebuah sarana di mana Anda melakukan kegiatan sebagai berikut yaitu: mengumpulkan, menyimpan dan mencari. Terlepas dari apa yang Anda kumpulkan, simpan dan cari karena saat ini buku adalah benda yang paling umum maka bisa dibilang Anda mengumpulkan buku, lalu menyimpannya dan memanaj buku-buku yang telah Anda kumpulkan tersebut agar mudah dicari apabila Anda membutuhkannya suatu saat.

Sebenarnya tidak saja buku yang bisa Anda perlakukan seperti itu, mungkin juga misalnya kliping artikel-artikel di koran dan majalah (kalau Anda rajin membuat kliping), koleksi CD program-program (bajakan dan non bajakan) yang Anda koleksi, atau VCD dan bahkan kumpulan CD MP3 Anda.

sumber
Herring, James E. Teaching Information Skills in Schools. London: Library Association, 1996.
Knowledge Management for the Information Proffessional. New Jersey: Information Today, 2000.
Trimi, Soejono. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Rosdakarya, 1985.
Widjanarko, Putut. Elegi Guttenberg Memposisikan buku di Era Cyberspace. Bandung: Mizan, 2000
Pict from corbis


0 Comments:

Post a Comment

<< Home