Meán Fómhair 30, 2004

...ngidam oh ngidam



Dulu ketika baru menikah kira-kira aku dan isteri pernah bercakap "kalau nanti aku hamil, terus ngidam dicuekin aja ya mas"

"Loh memangnya kenapa?" tanyaku.

"Ya itu khan cuman perasaan yang enggak-enggak saja, sebenarnya bisa saja ditahan dan ga usahlah dituruti" jelas isteriku dengan mantab.

Isteriku memang sarjana ilmu kesehatan dengan IPK yang cukup memuaskan bahkan di atas rata-rata. Jadi sah-sah saja dan bukan pada tempatnya dong saya meragukan penjelasan soal ngidam ini. Aku yang lulusan perpustakaan hanya bisa manggut-manggut saja mendengarnya....ga ngerti sih.

Aku sebenarnya malah berharap kalau dia hamil nanti ngidam macem-macem. Kepingin gitu merasakan gimana sih melayani isteri yang sedang mengalami sindrom khusus hamilisme itu. Membayangkannya saja rasa-rasanya sudah sangat menyenangkan apalagi menjalaninya sendiri....nanti. Tapi aku fikir ok lah, mungkin memang kalau dia ngidam aku ga usah terlalu meributkannya, toh banyak sekali aku denger kisah suami yang kerepotan gara-gara ngidam isterinya yang nggak-nggak.

Tunggu dulu, ceritaku berubah seratus delapan puluh derajat saat sebulan lalu tiba-tiba isteriku mulai merasakan apa yang disebut sindrom awal kehamilan.

Mual-mual dan kepala puyeng serta "mabok" ga ketulungan (bukan begitu bukan Bu/Pak dokter?).

Antara kegirangan dan panik, ya betul...girang dan panik bercampur jadi satu. Hah bener nih?? Jadi bapak nih?? Pertanyaan-pertanyaan yang meragukan kebenaran kenyataan yang ada mulai berputar putar dalam benakku.

Ok, katanya orang hamil sering muntah-muntah...isteriku juga udeh.

Ok, katanya jugaaa...orang hamil itu sering puyeng-puyeng ...isteriku juga lagi mengalaminya.

OK...kataanya jugaaaaaa... orang hamil itu suka ngidam dan minta yang nggak-nggak...tapi isteriku kok kayanya ga minta apa-apa?? Hmmm bener juga tuh apa yang dia bilang waktu itu.....hebaaat juga dia, fikir saya. Sampai...

"Mas...kayaknya mau siomay deh" tiba-tiba isteriku yang sedang nonton TV menyeletuk.

"emm...." saya ga konsen habis lagi nonton TV yang lumayan seru acaranya

Lima menit kemudian

"Mas....kayaknya makan putu boleh juga deh" iisteriku tanpa mengalihkan pandangannya dari TV lagi-lagi

melirik sedikit curiga aku memandang muka dia...ah pasti cuman laper doang nih. Lalu sambil kembali memainkan remotr TV aku bilang "Iya...nanti ya".

Lima menit kemudian dari lima menit yang tadi

"Mas... itu bunyi tukang bakso ya? Kok kayaknya enak banget sih??!!" kali ini isteriku memandang aku tanpa ampun.

Aku melotot dengan sedikit tidak sabar aku tanya ke dia" Kamu ngidam ya???!!"

"Ah nggak kok" jawabnya dengan enteng.

"Oh ya?! Aku g apercaya!! Kamu pasti ngidam"

Dan memang untuk beberapa hari ke depan setelah saat itu isteriku tidak henti-hentinya meminta tiga hal di atas dengan rentang waktu lima menitan. Saya? Ya saya gimana? Apakah nurutin? Ya kadang luluh juga sih nih hati pernah ga kuat dan beliin dia bakso malang. Tapi secara kesuluruhan saya bertahan dengan apa yang dia bilang waktu itu untuk tidak memperdulikan.

Lucunya apa yang dia rasakan mulai tertular ke aku, wah pokoke huebooh tenan. Aku mulai merasa kok kepalaku juga puyeng, dan aku ikut mual-mual? Jangan-jangan aku kena couvade syndrome*.

"Kamu khan dulu bilang ga usah dituruti!!"

"Ya tapi khan aku ga minta macam-macam, apalagi yang aneh-aneh!!"

"Yeyy..udeh ah pokoknya aku ga mau nyariin kueh putu, kecuali kalo kebetulan lewat" Paling tidak begitu aku mengakhiri permintaannya yang beruntun selama tiga hari belakangan ini.

Sampe akhirnya sebutir milanta menyelesaikan ketegangan yang sudah mulai merebak di antara kami ini. Ketika akhirnya mual-mual di perut isteriku sudah mulai tidak tertahankan, entah kenapa tidak dari dulu, dia menelan sebutir milanta.

Hasilnya....mual-mual dan pusing-pusing yang dia rasakan beberapa hari ini berangsur-angsur berkurang dan akhirnya hilang...."kayaknya cuman magh deh Mas" katanya waktu itu.

Sore itu, sambil memegang tangannya "dek untung aku hanya belikan kamu bakso semangkok ya" kataku.

Dan mataharipun mulai turun, kembali lagi besok untuk tersenyum dan berkata padaku..."Yang sabar ya Man laen kali".

pict from corbis

*Fenomena "suami ngidam" ini lazim disebut couvade syndrome, atau disebut juga sympathetic pregnancy. Fenomena ini sampai sekarang memang masih dianggap sesuatu yang agak misterius. Mungkin karena tidak terlalu banyak ahli yang menganggap ini sesuatu yang cukup penting dan cukup menarik untuk diteliti. Sehingga, informasi ilmiah yang akurat tentang hal ini memang masih kurang


0 Comments:

Post a Comment

<< Home