Pasar ilang kumandhang
Judul diatas adalah salah satu bagian dari ramalan Jayabaya, yang artinya "pasar kehilangan suaranya". Saya tidak mengajak berdebat mengenai kebenaran ramalan tersebut, atau boleh tidaknya percaya pada sebuah ramalan. Jujur saja sayapun tidak pernah percaya pada ramalan, kecuali yang ada dalam Hadist dan Al Qur'an.
Jayabaya salah seorang raja Kediri (1130-57), penerus Airlangga yang paling banyak dikenang, walaupun tentang masa pemerintahannya sendiri tidak banyak diketahui oleh sejarah. Ketika itulah Empu Sedhah dan Empu Panuluh diperintahnya menyadur Mahabharata Sanskerta ke dalam kakawin Jawa Kuno Bhratayuddha. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Gatotkacasraya dan Hariwamsa, sebagai puja-puji persembahannya pada junjungannya Sang Mapanji Jayabhaya Sri Dharmeswara Madhusuddhama Wartamindita itu.
Jaman Kediri, khususnya semasa Kameswara (1115-30) dan Jayabaya (1130-57), memang merupakan jaman mas bagi perkembangan sastra Jawa Kuno. Karena itulah tradisi Jawa mengatakan, bahwa Raja Jayabaya telah meramalkan tentang masa keruntuhan kerajaannya sendiri, dan sekaligus tentang kebangkitan dan kejayaannya kembali di kelak kemudian hari. Ramalan tentang jatuh-bangunnya “Negeri Jawa” atau Nusantara.*
Bapak saya pernah bercerita, bagaimana dia dulu ketika kecil walaupun pantai berjarak puluhan kilometer dari rumahnya, ketika malam masih bisa terdengar deburan ombak di rumahnya. Tidak beda dengan pasar atau keramaian di masa kecilnya walau berjarak sangat jauh namun bisik bisik pedagang dan pembeli sudah terasa di telinga.
Saya sebenarnya tidak begitu aneh dengan cerita itu karena ketika tahun delapan puluhan di Kalimalang, tempat tinggal saya, masih bisa terdengar suara kereta yang relnya terletak di daerah Klender. Dari Klender ke Kalimalang, walaupun tidak sampai puluhan kilometer namun cukup masuklah kategori jauh. Tahun delapan puluhan memang sepertinya belum ada jalan tol Cikampek.
Sekarang tampaknya agak sulit bahkan di beberapa kota di pedalaman Jawa sekalipun untuk medengar suara di kejauhan. Apalagi hanya untuk mendengar sebuah keramaian pasar. Ya mungkin ini disebabkan makin padatnya bangunan, dan bisingnya beberapa kendaraan seperti mobil dan motor yang mengalahkan suara-suara dari kejauhan. Tidak jelas apakah ketika Jayabaya menuliskan tentang Pasar Ilang Kumandhang tersebut karena dia tahu bahwa kecanggihan teknologi dan kemajuan jaman yang menyebabkannya atau karena hal lain selain hal tersebut.
Menarik bukan, ternyata beberapa orang memiliki visi tentang masa depan yang cukup akurat. Leonardo da Vinci si pelukis Monalisa juga memiliki visi tentang masa depan hanya saja bedanya dengan Jayabaya bahwa Leanardo menggambarkan visinya dalam ilustrasi, ungkap Museum Sejarah dan Sains di Florence-jantung Renaissance Italia bahkan sebuah mobil pertama yang dibuat berdasarkan beberapa sketsa dari buku catatan terkenal Da Vinci. Selain mobil modern Da Vinci juga menggambarkan sejumlah mesin terbang, helikopter, kapal selam, tank militer, bahkan sepeda.
Jangan remehkan sebuah visi tentang masa depan. Karena beberapa visi manusia (tidak similiar dengan ramalan semata) yang didasari dengan ilmu dan data bahkan sering kali mendorong ke arah perubahan, termasuk perubahan peta politik.
Termasuk Visi Hasan Al Banna yang melahirkan gerakan Ikhwanul Muslimin dimana secara cepat, organisasi ini berkembang ke berbagai negara muslim dan Hasan Al Banna menjadi sangat terkenal di dunia Islam. Pada tahun 1948, organisasi ini dibubarkan pemerintah Mesir atas tuduhan telah melakukan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Mesir saat itu dan merencanakan konspirasi untuk menggulingkan Raja Faruq. Para anggota organisasi ini banyak yang ditangkap, termasuk Hasan Al Banaa yang akhirnya dibunuh. Meskipun demikian, hingga kini organisasi tersebut masih terus aktif melanjutkan perjuangan mereka di berbagai negara Islam.
Karena itu mulailah ber visi, karena mungkin saja visi anda adalah awal dari sebauh perubahan.
Sumber :
http://www.xs4all.nl/~badjasur/kreasi/no3/jayabayano3.htm
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0404/26/ln/988772.htm
http://www.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/kal_sejarah/februari/12februari.htm
Pict taken from here
0 Comments:
Post a Comment
<< Home