Lúnasa 19, 2004

Are we merdeka yet, Sir?




"Apakah 17 agustusan telah hilang maknanya? hanya sebagai acara rutinitas saja. Apakah masyarakat tau sebenarnya arti kemerdekaan itu? Kemerdekaan yang telah diraih tak lepas dari campur tangan Allah, sebagai Dzat Yang Maha Kuasa. Nach dilihat dari konteks tadi alangkah baiknya jika kita maknai hari kemerdekaan itu dengan rasa bersyukur kepada Allah. Maknai hari ini dengan kegiatan bermanfaat. Jangan sia siakan...kemerdekaan yang telah dicapai dengan hanya berhura-hura.. wallahualam." - Dina

Rasa-rasanya aku belum merdeka. Melihat orang-orang berpanjat pinang, aku jadi iri melihat semangat mereka. Merdeka!! - Imponk

"Sudahkah Kita MERDEKA…??? Jawabnya ada pada diri kita masing-masing
Mau kita bilang sudah silahkan…..Mau bilang belum silahkan (soale masih banyak juga yang bilang belum tuh L)Kalau ragu mari sama-sama kita Tanya pada rumput yang bergoyang" - Oyo

"Ah.. saya tidak tahu lagi bagaimana nanti saya harus menjawab pertanyaan anak-anak saya kelak, jika suatu saat mereka menagih apa yang seharusnya mereka dapatkan sebagai bekal untuk meneruskan laju perjalanan bangsa ini" - Verry

"berguling-gulinglah aku dengan perasaan campur aduk..." - Bagas

Ehem ehem....beberapa potongan paragraf di atas saya ambil dari blog teman-teman yang isinya mengkhususkan untuk menyambut kemerdekan RI.Ada yang memendam harapan pada kemerdekaan ini, ada juga yang biasa aja. Tapi seperti pada tahun tahun yang telah lewat ternyata masih banyak ya orang Indonesia yang pesimis dengan kemerdekaannya.

Saya disini bukan untuk menilai...atau menghakimi para pesimistis fredomis Indonesiais (bahasa apaan tuh?). Tetapi, hey wake up meeen!! kita udeh lebih baik dari beberapa windu belakangn ini. Kita sudah bisa milih presiden langsung walaupun prakteknya tidak memuaskan bahkan cenderung sangat mengecewakan. Kita juga udeh bisa mengkritik habis-habisan jalannya pemerintah (hal yg ga mungkin pada jaman ORBA) walaupun malah melahirkan pemimpin yang semakin kebal dan tuli kritik. Kita juga bahkan sudah bisa memeja hijaukan para pejabat korup....ya walaupun akhirnya kita tahu bahwa sering kali hal itu hanya sia-sia belaka.

Haruskah kita demikan pesimisnya? itu adalah pertanyaannya. Bukannya saya ga percaya Indonesia sedang terpuruk dari segala sisi, bahkan moralpun hampir-hampir jatuh pada titik terendah padahal katanya dulu bangsa kita terkenal dengan orang-orang yang ramah dan sopan. Tetapi saya percaya bahwa masih ada masa depan yang lebih baik untuk kita hadapi dan persiapkan.

Tengok saja tuh si Bagas dia salah satu orang yang berfikiran positif pada ulang tahun Indonesia yang ke 59. Di tengah terpuruknya industri tekstil Indonesia gara-gara Tekstil Cina lebih murah dan bagus, dia menemukan baju buatan Indonesia di Jepang....good job Gas!

Juga si Tiwi di tengah-tengah hirup pikuknya kekecewaan rakyat Indonesia atas mahalnya biaya pendidikan dia bisa menemukan satu detil yang unik pada ulang tahun negeri kita ke 59 ini, yaitu "Tim PASKIBRAKA sekarang nama regunya sudah bukan NUSA-BANGSA tapi PANDU-PERTIWI"...good Job Wi!

Yakinlah semua ini adalah proses, seperti kata pepatah hidup ini adalah roda kadang di atas kadang di bawah. Tinggal gimana usahanya kita aja untuk meraih posisi di atas...bukan begitu bukan? Banyak contoh bangsa yang tadinya lebih terpuruk dari Indoensia namun saat ini meraih kebesaran yang rrruar biasa. Tapi banyak jug bangsa yang tadinya besar namun saat ini bahkan bekasnya pun harus di cari oleh ahli arkeologi.... Jadi sepertinya mau di atas atau mau tetap di bawah cuman masalah pilihan saja bukan.

So dirgahayu Indonesiaku, selamat datang masa depan yang lebih baik... semoga


pict taken from corbis

0 Comments:

Post a Comment

<< Home