Meitheamh 10, 2004

Negeri Hidung panjang

Jarum Jam di dinding hampir saja melewati angka lima ketika akhirnya saya sampai juga di depan pintu dokter ahli THT untuk sebuah Janji yang harusnya telah lewat dua jam lalu.

"Pagi dok!" sebenarnya sudah sore tapi untuk tidak jujur rasanya ga ada ruginya. sambil merasakan hidung saya yang sepertinya sudah bertambah panjang sekitar dua centi lagi.

....

Negeri Hidung Panjang, distulah saya tinggal kalau anda mencoba mencarinya di peta dunia maka letaknya kira2 di pojok bawah dekat kutub utara yang luasnya kira-kira tidak lebih dari sepandang mata.

Sebenarnya sampai dengan lima tahun lalu negeri ini tidak memiliki keistimewaan apapun untuk dibanggakan, bahkan turist enggan untuk datang karena pemandangan negri ini yang standar dan biasa-biasa saja. Rakyatnya juga terbiasa hidup dalam rutinitas yang biasa saja tanpa ada variasi,..sampai suatu saat sebuah kutukan jatuh pada negeri kami.

Kutukan? yaah sebenarnya untuk memudahkan penjelasan kami kepada orang asing kami mimilih untuk menyebutnya sebagai kutukan.

Tidak tahu siapa yang menyebabkan kukutkan ini, kabarnya gara-gara ada artis negeri kami yang berpose tidak senonoh dan tersebar di internet dan HP, tapi ada juga yang bilang katanya kutukan ini datang karena ketika pemilu sebelumnya begitu banyak caleg dan capres/cawapres yang mengumbar janji. Ahh tapi itu semua tidak penting, karena kami sebenarnya menyukai kutukan ini.

Berkah atau kutukan? baiknya anda tahu dulu bentuk dari kutukan atau berkah itu. Begini kira-kira, setiap kali kami tidak jujur maka hidung kami akan bertambah panjang, kami menyebutnya efek Pinokio. Ok, sampai di situ pasti anda setuju bahwa itu adalah sebuah kutukan, tapi tunggu dulu...

Kami juga pada awalnya sama dengan anda menggap ini adalah kutukan, kami berusaha untuk sejujur mungkin. Rasa-rasanya malu sekali bila hidung kami betambah dua centi setiap hari. Bahkan saat itu kami mengimpor sarung tangan yang sudah di modifikasi hingga dapat menutupi hidung-hidung kami yang panjang namun tetap modis dan enak dipandang.

Sampai Sekitar empat setengah tahunan lalu presiden kami sepulangnya dari bertandang ke negeri-negeri di Benua Asia membawa ide yang menarik, sangat sangat menarik bahkan. Saking menariknya kami berencana untuk memilih dia kembali pada pemilu tahun ini.

Katanya ketika waktu itu di depan wartawan "mereka pesek sekali"

Sejak itu puluhan perusahaan bekerja sama denga asosiasi dokter THT mengembangkan sistem untuk memotong hidung tapi tetap sempurna hingga masih bisa dicangkokkan, untuk di ekspor ke negara-negara yang penduduknya berhidung pesek 'tapi kebelet banget sampai mimpi mimpi' ingin mancung.

Dan berbohong menjadi cara hidup kami sejak itu, karena setiap centinya dihargai maka kami berusaha untuk selalu berbohong, agar hidung bertambah panjang.

Datang terlambat ke kantor dengan alasan-alasan yang 'ajaib', birokrasi di kelurahan yang nggak ada orang dari negeri lain sanggup menjalaninya, suami selingkuh, istri selingkuih, anak membolos, guru mangkir... pokoknya anda sebut saja kebohongan yang belum pernah terfikir dalam benak anda,...kami pernah melakukanya.

Pernah juga sih kira-kira setahun lalu Asosiasi Hidung protes karena harga hidung yang terlalu murah. Tetapi sebenarnya hal itu tidak masalah karena hidung kami bertambah panjang tanpa harus mengeluarkan modal selain berbohong.

....

"Oke dok tolong di potong hidung saya, lagi butuh uang kepingin nonton Harry Potter nih"

Sreeeet...suara hidung terpotong.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home