Aibreán 21, 2004

ga ada ide, iseng2 bikin cerpen

Siighh....badan rasanya pegel banget, turun dari Trans-mob langsung menuju pintu depan yang otomatis terbuka setelah setengah meter sebelumnya pemindai keamanan memeriksa retina mata dan suaraku.

"Assalamu'alaikum Mas Akmal, selamat datang" suara Tina bergaung di ruang depan.

Tina adalah program komputer rumah versi 3.1 sudah agak lama memang karena saat ini program sejenis di pasaran telah mencapai versi 4.1. Tina telah bersamaku sejak aku lulus dari Univ. online, yah kira kira 3 tahun lalu. Memori Tina banyak menyimpan pengalaman yang aku hadapi selama 3 tahun ini. Jadi rasanya sayang aja kalau harus menggantinya, biarpun teman-teman mengatakan aku tidak update.

"Apa yang akan Mas Akmal lakukan sekarang?" suara Tina kembali terdengar setelah aku merebahkan diri di sofa.

"Tin tolong siapkan ruang data ya" sebenarnya agak malas juga karena seharian tadi memang sudah berada dalam ruangan serupa di gedung negara ngurusi tetek bengek birokrasi. Kadang aku pikir heran juga sudah tahun abad ke 24.

"Ruang Data siap"

"Memulai koneksi"

"Ruang data telah tersambung"

Aku suka sekali mendengar Tina mengatakan "ruang data" membuat kesan bahwa semua masalah jaringan tidak serumit kenyataannya.

"Mas Akmal mau mencari apa?" tanya Tina di ruang data.

"Aku bosen dengan yang biasanya Tin, kayaknya aku mau sesutu yang lain" jawabku

Hening sebentar, TIna memang tidak aku program untuk memberikan saran. Walaupun aku suka dengan program ini namun aku benci untuk menggantungkan sesuatu pada benda mati, membuat sel-sel otak terasa semakin sedikit saja.

"emm Tin..."

"Ya Mas Akmal?"

"Sepertinya aku ingin tahu mengenai buyutku, bisakah aku menemukannya lewat ruang data ini?"

"Bisa Mas Akmal, tetapi sejak WWW ditutup tahun 2100 Mas Akmal membutuhkan akses khusus."

suara Tina yang tadinya ramah mulai terdengar serius, memang sejak dua abad lalu internet (begitu manusia jaman tersebut mengenalnya) telah ditutup karena semakin banyak saja kejahatan dan hal-hal negatif tidak terkontrol. Sejak ditutup Internet digantikan degan sistem yang saat ini aku gunakan "auro", karena selain lebih terkontrol juga dapat langsung menghukum (secara fisik) bagi yang akan mencoba menyalahgunakan "auro", termasuk menyebarkan hoax.

"Akses khusus Tin?!!"

"Ya Mas Akmal!"

Lalu aku teringat pada akses yang biasa aku gunakan di Ruang Data Gedung Negara.

"coba masukkan. Idnya : Muhammad Akmal, dengan Paswoordnya :111-766-beta-8887!"

"Memasukkan data"

"Mohon tunggu"

Beberapa menit telah aku memejamkan mata menunggu hasil dari "coba-coba" yang belum pernah sama sekali terlintas dalam fikiranku.

"Akses dikabulkan!"

Waaaah...hampir saja aku memeluk Tina kalau tidak ingat dia tidak ada.

"Regenerasi dimulai!"

Lalu aku merasakan ruang data mulai melebur, dinding-dinding tabung mulai menyatu dengan fikiranku, aku mendapatkan diriku berada dalam ruangan kosong. Namun apa ini? aku tidak sendirian di sana ada orang lain, tiba-tiba muncul sesosok Pria.

"Siapa kamu?" tanyaku spontan campur rasa terkejut.

"Saya program komputer rumah versi 3.1, namun Mas Akmal lebih mengenal saya sebaga Tina" jawabnya dengan tenang dan muka yang hampir-hampir tanpa ekspresi.

Waaaa gubrags, jelas saja aku kaget!!! karena selama ini yang aku dengar adalah suara wanita.

"kamu priaaa??!!"

Tina,...eh maksudku Program komputer rumah yang sekarang sudah berdiri di hadapanku berkata.

"Pria bentuk default saya, saya menjadi Tina karena Mas Akmal menyettingnya"

Wah pantes aja, pikirku. aku lihat sekelilingku sambil bergumam dalam hati ooh begini ternyata daerah yang jarang diijamah orang.

"Mas Akmal, apa langkah Mas Akmal selanjutnya?

Pria ini rasanya tidak sabaran amat sih? aku merasa terganggu dengan kehadirannya apalagi dengan suara prianya itu.

"kamu bisa ga sih merubah diri jadi wanita?" tanyaku dengan ketus.

Tiba-tiba pria itu lenyap dan berganti dengan sosok wanita,....surprise! dia bahkan berjilbba rapih menutup aurat.

Tinggal aku yang cengar-cengir saja. Maklum walaupun sudah tiga tahun lulus maih belum juga menemukan pasangan yang tepat.

"he he he"

"Langkah selanjutnya apa Mas?" kali ini aku lebih suka karena aku terbiasa mendangar suara Tina.

Aku yang ingin tahu tentang buyutku! sebenarnya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Coba kamu cari menggunakan nama belakang saya Tin!'

......



0 Comments:

Post a Comment

<< Home