Ingat ibuku...
Baru saja mampir ke blognya anak JIP94 (Jurusan Ilmu Perpustakaan) di posting terakhir uci membahas tentang kematian. Haaah hari gini dia bicara tentang kematian kenapa sih? sebaiknya kalau memang ingin tahu alasan lebih jelasnya mampir aja ke blog tersebut dan cermati, karena memang cukup panjang juga sih. Eniwei, setelah membaca postingan uci itu kok tiba tiba saya ingat seminggu terakhir sebelum ibu akhirnya 'pulang' pada 15 Maret 1995 di RSGS Jakarta.
Saya ingat dulu ketika duduk di semester dua JIPUI sepulang kuliah datang ke kamar tempat ibu di rawat sekalian menghantarkan teman yang katanya mau jenguk. Saat tiba di kamar bapak sedang duduk tertidur di bangku sebelah dipan ibu yang sepertinya juga sedang tertidur pulas (saya baru tahu setelah ibu meninggal dari bapak bahwa saat itu ibu tidak tidur namun sedang pingsan), lalu saya perhatikan wajahnya...wajah yang kata orang dari sana 'garis-garis' raut wajah saya datang dengan sedikit tambahan hidung bapak.
Lama saya pandangi, sampai tiba-tiba ibu membuka matanya perlahan dan sadar saya ada di sampingnya sedang memandangi ibu, lalu dia tanpa berkata apa-apa balik memandingi saya...satu detik....dua detik...lima detik... yang ada hanya ada kesunyian dan percakapan dua buah jiwa melalui sepasang mata.
"Waaah!!" sunyi yang terbangun selama beberapa detik tadi terpecahkan dengan suara ibu yang agak kencang dengan gaya nakuti-nakuti anak kecl. Sempet2nya dia ngagetin saya...he he he dia hanya tersenyum saat saya yang belum habis terkejutnya bilang "ibu nih...".
Sore itu sekembalinya saya mengantarkan teman dari halte terdekat, tiba-tiba saya mendapati ibu sudah masuk ICU. Dimulailah drama terbesar dalam keluarga kami yang sepertinya sampai matipun tidak akan terlupakan. Seminggu melihat ibu dengan selang infus dan entah apa lagi menempel di tubuhnya. Sekali dua saya diperbolehkan masuk ke dalam, dan sekali dua saya menemukan ibu tesadar, pada saat itu bodohnya tidak pernah terlintas dalam benak untuk minta maaf atau berterimakasih karena telah melahirkan saya. Hanya saat itu saya ingat ibu selalu minta dipijitin betis dan punggungnya setiap ibu melihat saya....mmg selama ini hanya tanga2ku saja yang jadi favoritnya bila dia lelah.
Sebaiknya saya stop sampai sini saja tulisan ini....saya rasa saya tidak akan kuat utk meneruskannya. Saya teringat (lagi) sebuah tulisan yang pernah saya buat waktu kuliah dulu : kalau saja ada interlokal ke akherat, saya akan telepon ibu dan bertanya bagaimana kabarnya di sana? rindukan ibu pada anaknya yang bungsu ini?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home