Bealtaine 12, 2004

Pindahan pindahan yuk pindah....

Pindahan…pindahan hayoo pindahan. Awal Mei 2004 ini memiliki dua arti khusus bagi saya dan isteri. Pertama, saya pindah kerja ke tempat yang insyaAllah lebih baik dan kedua saya dan isteri hijrah dari rumah orang tua ke sebuah kontrakan kecil mungil di bilangan Jakarta Timur sana.

Pindah kerja untuk saya sudah menjadi hal yang biasa, bayangkan saja sejak lulus pada tahun 1999 saya sudah enam kali pindah bila dihitung sejak sebelum lulus maka total jenderal telah delapan kali melompat-lompat dari satu kantor ke kantor lainnya dari organisasi pendidikan, pers sampai konsultan....entah hal itu bisa disebut sebagai prestasi atau musibah....mudah2an kalau musibah dpt menjadi pelajaran yang berharga.

Kepindahan tempat kerja yang saya alami terkahir kali ini, memiliki catatan tersendiri dalam hidup saya karena ketika hal itu terjadi saya telah memiliki isteri dan untuk beberapa orang rasa-rasanya sangat riskan untuk memilih pekerjaan baru karena harus mengulang proses percobaan dengan resiko tidak lolos. Bismillah lah!...begitu kata pertama ketika saya ambil keputusan pindah kerja, rejeki datang dari Allah SWT asal saya berusaha sebaik mungkin Dia pasti tahu yang terbaik.

Kedua, Akhir April sampai Mei kami (saya, isteri, paklik, tetangga dan mertua serta orang tua) direpotkan dengan hajat besar pertama pada keluarga yang baru saya bentuk tiga bulan belakangan ini yaitu pindah rumah. Maksudnya sih mau bermandiri ria, belajar bagaimana menjadi sebuah keluarga yang utuh dan mudah2an di ridhai Allah SWT, tetapi memang ga bisa rasa2nya tanpa melibatkan keluarga besar dari bantu2 angkat kasur sampai sukuran kecil2an atas ide isteri saya. Belum lagi nasehat-nasehat dari satu persatu anggota keluarga yang dituakan, seakan mereka belum percaya kami sudah dewasa. Mungkin di ingatan mereka image kami yang ada masih kanak2 dan menggemaskan ya.

Menikah memang membawa perubahan yang signifikan, dan yakin deh bukan saja saya yang merasakan hal itu tetapi juga bapak dan ibu baru lainnya pasti juga merasakan hal yang sama, padahal saya belum punya anak. Entah perubahan apalagi yang akan saya rasakan nanti, tolong jangan kasih tahu saya nggak mau dapetin bocorannya :) biar saja saya rasakan sendiri.

Masalah perpindahan ini memang bukan hal yang mudah untuk dihadapi, bahkan sampai sekarang setelah hampir seminggu menjalaninya masih saja ada hal-hal lainnya yang sepertinya perlu disesuaikan kembali. Contohnya tadi malam saya bermimpi menemukan lubang dilangit yang dari lubang itu dapat menyampaikan keinginan dan harapan-harapan. Tahu tidak apa yang saya teriakkan?...saya berteriak "mohon agar dapat diterima sebagai pegawai tetap ya Allah...saya mohon!" ....antara indah dan ironis bila kalo boleh saya definisikan mimpi semalam. Indah, karena di dunia nyata ternyata ada loh lubang itu...lubang dilangit di mana kita bisa menyampaikan segala keinginan dan harapan ke Allah SWT langsuuuung sung sung....hanya saja kami di sini biasa menyebutnya dengan doa. Ya benar sekali! Bahkan tidak perlu mencari lubang di langit cukup mengangkat tangan sehabis shalat atau kapan saja maka koneksi langsung antara anda dan Allah SWT akan segera tersambung.

Ironisnya apa? terus apa yang harus dibenahi? ya itulah padahal semalam terbangun di sepertiga akhir paruh sebelum azan subuh, tetapi malah malas rasanya mengerjakan shalat tahajud padahal khan justru pada saat itu lubang dalam mimpi saya terbuka luebaaaar sekali, mudah2an nanti malam masih dikasih waktu lagi.

Buat Wiwiet dan Pras JIP 96 selamat merasakan perubahan-perubahan baru, jangan kapok menikah yah :) maaf kami ga datang ke acara pernikahan kalian, habis repot sih ngurusi kepindahan kami...sekali lagi maaf

0 Comments:

Post a Comment

<< Home