Meitheamh 23, 2004

Mendongeng Sekali Lagi


Seputar tahun sembilan empat sampai sembilan sembilan saya menjalani kehidupan akademis di Depok Jawa Barat tepatnya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Salah satu mata kuliah yang terus terang, sedikit ajaib, buat saya adalah Bacaan anak. Sebenarnya ada beberapa mata kuliah selain Bacaan Anak yang buat saya cukup unik, antara lain Penulisan Populer, Sejarah Jepang Modern dan Wayang. Tetapi untuk beberapa paragraf kebawah saya ingin bercerita tentang Bacaan Anak saja dahulu, ok?

Kenapa unik? itu dia pertanyaan sama ketika saya tertarik mengikuti mata kuliah satu ini. Jawabannya adalah karena di situ saya belajar mendongeng. Mendongeng seperti apa yang (mungkin) ibu-ibu lakukan sebelum jam tidur anaknya. Sayangnya ibu saya tidak seperti itu, dalam keluarga kami mendongeng bukan tradisi yang cukup hidup mungkin itu salah satu sebab saya ingin mengikuti mata kuliah Bacaan Anak.

Sebelumnya, apakah anda tahu bahwa mendongeng adalah jembatan komunikasi yang efektif antara pendongeng dan objek yang didongenginya. Tapi apa sih sebenarnya mendongeng itu? Kalau kata Mallan pada tahun 1991 Mendongeng adalah usaha yang dilakukan oeh pendongeng dalam menyampaikan perasaan, buah pikiran, atau sebuah cerita kepada anak-anak secara lisan....(dst). Kenapa anak-anak? karena dongeng sangat efektif ditujukan bagi-anak anak karena mereka sangat kaya dengan imajinasi, nyambung dengan dongen yang memang diharapkan agar pendengarnya menggunakan dan mengembangkan imajinasi mereka. Dengan begitu saya ketika mendongeng akan lebih mudah menyampaikan nasehat-nasehat atau amanah dalam jalan cerita kepada anak-anak yang mendengarkannya.

Ok cukup tentang teori mendongeng. Sebenarnya apa sih yang dibutuhkan untuk menjadi pendongeng handal? hanya satu yaitu USE UR IMAGINATION ga lebih. Karena mendongeng sangat memanfaatkan imajinasi maka saat melakukannya anda diharapkan dapat menjadikan imajinasi anda lebih berguna dengan dua cara. Pertama, Sabet apa saja yang ada di sekeliling anda, misalnya kaus kaki, kabel bekas, bola bekel dan lainnya, jadikan mereka seakan seperti benda hidup dan mewakili karakter yang ada pada cerita dongeng yang akan anda sampaikan. Kedua belajarlah mengoptimalkan bakat akting anda yang terpendam selama ini. Pelajari bagaimana memainkan intonasi, besar kecil suara anda tentunya agar karakter dongeng yang anda bawakan jadi lebih imajinatif. Ekspresi juga harus diperhatikan, tentunya akan sangat canggung bukan bila melihat pendongeng kaku seperti robot.

Sebelum masuk ke dongeng biasanya yang bisa menjadi petimbangan anda adalah, ajak anak-anak atau pendengar anda dengan mempengaruhi jiwa mereka. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan pada cerita yang akan anda bawakan, atau bisa juga dengan mengajak anak-anak menyanyi juga dengan nyanyian yang masih berkaitan dengan cerita anda. Tidak harus anda memasuki cerita dongeng anda dengan kalimat klise seperti "pada suatu hari..." atau "pada jaman dahulu....".

Baiklah saya rasa untuk selanjutnya tergantung improvisasi serta daya imajinasi anda, karena mendongeng berati membayangkan apa yang tidak ada di depan anda seakan-akan menjadi nyata. Selamat mencoba dan jangan lupa, saya tunggu anda di sini, karena saya sangat suka dongeng.

Oh ya satu tips yang saya petik ketika mengikuti kuliah Penulisan Populer, jadikan ending cerita yang tidak biasa. Jadikan pendenger anda penasaran akan cerita yang telah disampaikan, dan pacu mereka untuk mencari lebih dari sumber-sumber lain. Saya rasa untuk anak-anak ini tentunya sangat berguna bagi perkembangan pemikiran mereka. Karena mereka akan terlatih dari kecil menghadapi masalah dan mencari jalan keluarnya.

Posting kali ini terinspirasi dari Majalah Ilmiah Populer WUNY edisi Maret 2004.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home