Eanáir 08, 2004

Who is the stronger?

Baca tulisan terakhir abinya najla ttg boss kecil. Jadi teringat semalam ketika seseorang berkata bahwa orang yang paling kuat bukanlah yang berbadan besar, berotot, bermuka sangar dan ke mana mana menantang orang untuk berkelahi...tetapi justru orang yang paling kuat adalah yang paling mampu menahan esmosi di dadanya....mampu memaafkan.

Kata orang pula....sabar ada batasnya tapi ternyata tidak...sabar tidak ada batasnya yang ada hanyalah esmosi kita. Menahan diri memang terasa berat, bayangkan bagaimana rasanya menahan tekanan ekonomi yang kian hari kian terasa berat, sementara ada sebagian manusia Indonesia yang dengan entengnya makan siang menghabiskan hampir sejuta. Bagaimana rasanya menahan diri melihat gambar-gambar di TV yang semakin meliuk mengikuti bentuk tubuh wanita, padahal banyak sekali bujangan yang belum mampu menikah melototi legukan-liukan itu.

Jadi apa yang dilakukan? harus kuat jawabnya!...loh kuat itu apa? apakah harus membom tempat-tempat maksiat....menculik harta para pengumbar ? lalu apa bedanya dengan Amrozi dan pencuri. Kuat itu adalah....menahan diri dan kuat untuk berusaha merubah semuanya karena sebiji aksi lebih baik dari pada sekantong niat.

Kuat-kuatlah...karena ini jaman dimana perut dan sejengkal di bawahnya begitu merajalela. Tidak ada lagi tujuan lain namun memuaskan isi perutnya dan memenuhi kebutuhan dibawahnya...tanpa mengenal norma apalagi agama, tidak ada lagi hak orang untuk dihargai malah diinjak.

Sabar ya nak....karena sesuatu dimulai dari yang kecil pertama diri sendiri lalu menginjak ke kelurga dan akhirnya masyarakat....Hanya yang aku harapkan adalah semoga Allah SWT memasukkanku ke dalam golongan orang yang kuat biar aku sertakan kamu dalam lingkaran ini :)

wallahu'alam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home