Nollaig 10, 2003

SIMAK atau DENGAR


Tadi siang tiba-tiba boss gede muncul dan berkata "kalian pustakawan harus lebih sering baca koran, saya sepertinya tidak pernah lihat kalian membaca koran". Dua mingu belakangan ini memang sedang dalam masa evaluasi akhir tahun, jadi semua kegiatan staff perusahaan termasuk pustakawan akan dinilai. Sepertinya si boss agak kecewa karena beberapa kali dia mencari informasi dari koran yang kami agak kurang mahfum.

Sebenarnya kami selalu membaca koran, bahkan kami membuat rangkuman berita ekonomi harian untuk disebar, hanya memang kesulitan terbesar yang kami hadapai adalah untuk menyimak. Kami mendengar juga melihat bahkan kalau bisa mungkin mencium bau informasi, tetapi sebagaimana manusia lainnya informasi yang datang lebih lama akan tertutupi (baca=lupa) oleh yang terbaru.

Menyimak sangat sulit, seorang teman pernah menulis bahwa yang dia suka adalah menyimak bukan mendengar, memang diperlukan energi yang lebih banyak daripada mendengar. Biasanya bila mendengar, saya bisa sambil ngemil atau ngetik pesan di YM, tapi menyimak? Rasanya agak impossible untuk menyambi dengan pekerjaan lainnya. Setahu saya, diluar konteks perpustakaan, menyimak akan memuaskan sisi lawan karena merasa begitu diperhatikan. Menyimak bukan hanya kuping yang bekerja bahkan gerak-gerik tubuhpun ikut berperan untuk menunjukkan bahwa dia memang sedang melakukannya.

Beda memang hasilnya antara menyimak dan mendengar, dari sisi waktu saja rasa-rasanya apabila menyimak akan tahan lebih lama, bahkan sekalipun infromasi yang datang tidak dicatat. Hingga bila suatu saat ada seseorang yang meminta pada hal yang berhubungan akan dengan cepat ingat kembali.

Pertanyannya sekarang perlukah pustakawan menyimak? Tidak cukupkkah dia hanya mendengar atau melihat saja? Apakah harus dia konsentrasi penuh pada setiap berita atau informasi yang masuk? Saya rasa memang perlu, apalagi informasi adalah senjata pustakawan dan daya ingat akan suatu data adalah ujung tombaknya, namun dalam information rush saat ini, kok sepertinya menyimak akan buang-buang waktu saja. Tidak cukup waktu untuk mengetahui sedetail mungkin satu berita/informasi sementara dalam detik yang sama berita/informasi lainnya menunggu.

Mendengar dan melihat adalah jawabnya, bagaimana agar tidak lupa dan menghasilkan kualitas seperti menyimak? itulah gunanya catatan. Catatan bisa apa saja, dari coretan-coretan ceker ayam di notes sampai arsip berita di Internet atau kliping perpustakaan (baik manual atau elektronik). Dengan itu kami merubah fungsi mendengar menjadi lebih efisien dan tentunya efektif, okelah secara garis besar kami tahu ada perusahaan yang namanya Kasogi atau Indosat misalnya, tapi seberapa banyak produksinya, keuntungannnya siapa saja yang duduk di jajaran direksinya, apa saja jenis produk dan layannya kami pustakawan sangat tergantung dengan catatan. Catatan bahasa kerennya adalah database, dan database tidak mulu berhubungan dengan elektronik. Namun saat ini kalau nggak merubah bentuk manual ke elektronik terasa ketinggalan jaman yah.

Apakah kami para pustakawan menyimak?....tidak tidak tidak, kami hanya mendengar serta melihat, sisanya kami catat! Jadi harap sabar yah, permintaan data anda sedang kami cari dalam database....aduh tapi maaf tampaknya yang anda tidak minta tidak ada, habis lupa dicatat sih.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home