Samhain 17, 2003

Kontemplasi Malam Senin

Matahari boleh datang lagi, bulan juga boleh kok mampir di atas sana lagi. Hanya ada hal pasti yang tidak akan lagi sama seperti dulu. Aku kira sama dengan matahari dan bulan, kamu akan seperti yang aku harapkan, tapi Allah memang tahu yang terbaik buat kita. Bila ditanya apakah aku menyesal dengan keadaan seperti sekarang ini? Akanku jawab, mungkin awalnya memang aku kecewa tapi sekarang aku sedang (sudah) belajar untuk menghadapinya, karena aku tahu semenyesal apapun aku, toh kamu tidak akan menjadi seperti yang aku inginkan.

Hari-hari kita sudah seharusnya dipenuhi dengan pilihan-pilihan satu arah saja (tidak ada jalan putar), sekali kita memilihnya rasanya hampir tidak mungkin untuk kembali dan mengubah pilihan kita. Kalaupun bisa pastilah hasilnya tetap akan berbeda. Tapi bukankah itu yang membuat kita merasa seperti manusia? Karena kita diberi pilihan untuk memilih alternatif arah dan kita tidak akan tahu hasilnya sampai semuanya telah terjadi. Jadi kalaupun sekarang aku disini berdiri menghadapi masalah-masalahku, aku yakin ini adalah proses untuk menjadi manusia.

Pilihan...pilihan.....pilihan, untuk seorang yang pesimis dan negatif thingking pasti akan beranggapan bahwa dia terlambat memilih atau salah memilih. Oh ya, bahkan untuk beberapa saat lamanya aku juga sempat berfikir seperti itu, bahwa aku terlambat memilih kamu (atau kamu yang terlalu cepat memilih dia?) lalu semakin berkembang menjadi : kenapa dulu saya tidak belajar sehingga saya bisa lulus cum laude? Karena pasti akan lebih mudah untuk memilih perkerjaan, atau kenapa dulu saya tidak berkerja keras dan bangun semalaman sehingga saya bisa kuliah di Fakultras Kedokteran? Karena pasti akan lebih banyak org yang hormat...astaghfirullah. Lalu aku sadar bahwa kamu hanya bagian dari pilihan-pilihan dan maaf saja kalau kamu bukan bagian dari hidup saya lebih lanjut.

Sekarang aku menghadapi dia, memang bukan bagian dari pilihanku sampai beberapa bulan lalu tiba-tiba semuanya berubah. Matahari boleh saja datang lagi, dan bulan juga boleh kok menjadi purnama lagi, tapi yang tidak boleh adalah aku menyesali pililhan yang aku buat. Aku memilih untuk menjadi manusia, oleh karena itu aku (telah) siap untuk menghadapi pilihan-pilihan lagi. Ya, mungkin kadang aku akan menyesal sedikit bila (aku kira) salah memilih, tapi aku yakin pada saatnya nanti Allah SWT akan menyadarkan bahwa semuanya adalah yang terbaik untukku.

Matahari boleh saja bersinar lagi, membias dan membentuk pelagi setalah hujan. Bulan juga boleh saja menyinari bumi dengan purnamanya yang mengispirasikan ide-ide untuk kalian......dan aku yakin mereka adalah yang terbaik (untuk saat ini).

Bila nanti aku dikasih waktu untuk hidup lebih lama dan memiliki anak dan cucu. Aku akan mengatakan pada mereka bahwa mereka adalah hasil terbaik nyata dari pilihan hidup aku ambil puluhan tahun yang lalu, dan mereka adalah investasiku ketika menghadapi Sang Pencipta nanti, maka dari itu jangan kalian menyesali pilihan yang kalian (anak dan cucuku) ambil. Hadapilah pilihan kalian dengan segala resikonya,.....dengan bimbinganNya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home