Samhain 12, 2003

::Sandal jepit dan org Islam::

beberapa waktu lalu, pada saat tausiyah bulan ramadhan seorang ustadz mengutarakan sebuah topik yang menarik dalam mengindikasikan umat Islam, lewat parameter sebuah sandal jepit.

Loh kok sendal jepit, kenapa bukan sesuatu yang lebih "indah" misalnya hati? terutama hati itu apabila hitam, hitam juga orgnya, berlaku juga sebaliknya. Hati memang sebuah parameter utama akan keadaan seserang hanya saja secara dhahir 'hati' tidak dapat dilihat, bahkan kalopun dibelah dada seseorang tetap saja hati yang ada disitu tidak juga mencerminkan ke"ada"an org yang empunya hati. Beda kalo empunya sakit kanker hati, pasti terlihat.

Jadi bagaimana melihat kualitas hati seseorang adalah dengan melihat tindak tanduknya, ingat khan hukum aksi reaksi? artinya apa yang diucapkan, lakukan dan menjadi kebiasaanya adalah output dari input hatinya. Baiklah biar nggak lebih jauh penasarannya saya kan utarakan sebagian yang saya ingat mengenai sandal jepit dan orang Islam yang diutarakan ustadz waktu itu.

Jadi dari sandala jepit bisa dibagi tiga

1. Muslimin
Hati baik, output baik, sandal di masjid aman

2. Musiman
Hati baik, tapi kondisional kalo ramadhan baeeek, tapi lewat ramadhan kambuh lagi, sandal di masjid kadang aman kadang ilang

3. Musingin
Hati tidak baik, tidak peduli ramadhan atau tidak, sandal tetep ilang

Logika sandal jepit diatas kalo dipikir-pikir memang masuk akal juga, tetapi tahu tidak bahwa semua kondisi diatas bisa saja terjadi pada satu individu atau bahakn diri kita sendiri. Karena kondisi hati tergantung keimanan seseorang, padahal iman itu naek turun, walau ga sampai nyuri sandal (atau bahkan lebih parah?).

Iman manusia itu terdapat gradasi naik-turun. Manakala iman seseorang naik, maka amal sholehnya akan banyak. Tapi sebaliknya, bila iman sedang turun, maka timbul rasa malas untuk beramal shaleh.

Jadi wajar aja kalo satu saat si fulan kok sering ke masjid tapi di laen waktu ada depan TV pas azan. Karena memang begitulah sunatullahnya. Tapi bukan berati permisif loh. Tetep ajah ketika terasa down, sholat tepat waktu berat, mau infaq yang kepegang seratusan mulu padahal ada 10 rebuan lima lembar, mau senyum pada saodara seiman kok ya muka jutek mulu, selalu harus berusaha untuk mengupgradenya.

Pada saat down, berikut tips tips yang dapat diterapkan

1. Kita perlu untuk menjaga kesholehan kita baik dhahir maupun bathin karena kita hidup untuk diuji dan mati sewaktu-waktu akan menghampiri kita, sehingga kita perlu persiapan selalu

2. Kita harus menetapi keyakinan yang benar berdasarkan ajaran Rasulullah SAW dan salaf sholeh, yang disebut dengan ahlissunnah wal jamaah.

3. Kita perlu selalu bersikap moderat sesuai dengan ajaran Islam, tidak ekstrim dan tidak pula kendor.

4. Kita harus berpakaian dengan akhlak mulia yang diajartkan oleh Al Qur`an dan dicontohkan Rasulullah SAW .

5. Kita perlu pendamping atau kawan yang sholeh agar selalu mengingatkan kita kalau pada suatu saat kita teledor.

Wallahu'Alam

0 Comments:

Post a Comment

<< Home