Teman Sejati
The Brothers
Selama ini ku mencari-cari
Teman yang sejati buat menemani
Perjuangan suci
Bersyukur kini pada illahi
Teman yang dicari
Selama ini telah ku temui
Dengannya disisi perjuangan ini
Senang diharungi bertambah murni
Kasih illahi
Kepadamu Allah ku panjangkan doa
Agar berkekalan kasih sayang kita
Kepadamu teman ku pohon sokongan
Pengorbanan dan pergertian
Telah ku ungkapkan segala-galanya
Teman bersamalah kita
Semaikan persahabatan ini
Dengarkanlah dan teruskanlah
Perjuanganmu, pengorbanan dan kesetiaanmu
Kepadamu Allah ku pohon restu
Agar kita kekal bersatu
Kepadamu teman teruskan
Perjuangan, pengorbanan dan kesetiaan
Telah ku ungkapkan segala-galanya
Itulah tandanya kejujuran kita
Katanya teman seribu tidak cukup, tapi musuh satu saja kebanyakan. bertemen memang nikmat karena banyak temen berati banyak tempat untuk ber'sarang' sejenak menghindar dari sibuknya dunia.
Loh jadi itu gunanya teman? untuk pelarian? ya bisa juga sih tapi nggak segitu aja kok, temen bisa jadi segalanya untuk anda. Saya masih terngiang kata ustadz pas ramadhan kemarin bahwa manusia dicetak oleh lingkungannya termasuk disana adalah teman. Katanya juga untuk melihat kepribadian seseorang ga usah jauh jauh lihat aja bagaiman sikap teman-temannya InsyaAllah dia tidak jauh beda.
Berteman seperti mata pisau bisa membawa ke dua kutub yang bertentangan. Indahnya berteman belum tentu indah di mataNya. Indah menurut kita khan kadang terbutakan oleh dunia semata sehingga bisa saja melupakan yang 'lebih' dari itu dalam berteman.
Bagaiman sih teman yang baik? berteman yang baik berati mengingatkan terutama bila salah satu dari kita kok kayaknya sedang "limbung" he he he, apa ya bahasanya? sedang "kering" ? nggak masuk ya?...bagaimana kalo sedang "lupa pada yang di Atas" ya ya ya bisa! Tapi masalahnya bahkan sayapun sering tersinggung kalo tau-tau ada yang mengkritik, langsung muncul di kepala sindrom "SIAPA LU?". Sering lupa bahwa yang namanya hidayah bisa datang dari arah mana saja, apalgi kalo dari temen mungkin saja khan. Tapi yang namanya ego ini memang nggak pernah mau menghilang, merasa udeh puas padahal senila aja nggak keliatan tuh di Mata Allah SWT.
Nah kalo udeh jadi temen tapi nggak mau mengingatkan saya, sama aja namanya menjerumuskan saya kejurang "lupa diri"!. Apalagi kalo ditambah dia model yang kebanyakan memuji, baru sedikit aja kita sedekah ketika 'teman' tahu langsung aja membanjiri dengan pujian..."wah hebat loh".."kamu sholeh yah"..."kamu baek deh". Aduuuuh apa nggak melambung tuh lama-lama perasaan saya. Belum lagi bila termakan pujian dia dan merasa diri udeh tanpa cela...naudzubillah.
Begitu deh, mohon kritikannya yah para sahabat...apa aja deh? dan mohon maafkan saya bila menanggapi kritikan anda dengan tidak semestinya.
a friend in need is a friend indeed
Selama ini ku mencari-cari
Teman yang sejati buat menemani
Perjuangan suci
Bersyukur kini pada illahi
Teman yang dicari
Selama ini telah ku temui
Dengannya disisi perjuangan ini
Senang diharungi bertambah murni
Kasih illahi
Kepadamu Allah ku panjangkan doa
Agar berkekalan kasih sayang kita
Kepadamu teman ku pohon sokongan
Pengorbanan dan pergertian
Telah ku ungkapkan segala-galanya
Teman bersamalah kita
Semaikan persahabatan ini
Dengarkanlah dan teruskanlah
Perjuanganmu, pengorbanan dan kesetiaanmu
Kepadamu Allah ku pohon restu
Agar kita kekal bersatu
Kepadamu teman teruskan
Perjuangan, pengorbanan dan kesetiaan
Telah ku ungkapkan segala-galanya
Itulah tandanya kejujuran kita
Katanya teman seribu tidak cukup, tapi musuh satu saja kebanyakan. bertemen memang nikmat karena banyak temen berati banyak tempat untuk ber'sarang' sejenak menghindar dari sibuknya dunia.
Loh jadi itu gunanya teman? untuk pelarian? ya bisa juga sih tapi nggak segitu aja kok, temen bisa jadi segalanya untuk anda. Saya masih terngiang kata ustadz pas ramadhan kemarin bahwa manusia dicetak oleh lingkungannya termasuk disana adalah teman. Katanya juga untuk melihat kepribadian seseorang ga usah jauh jauh lihat aja bagaiman sikap teman-temannya InsyaAllah dia tidak jauh beda.
Berteman seperti mata pisau bisa membawa ke dua kutub yang bertentangan. Indahnya berteman belum tentu indah di mataNya. Indah menurut kita khan kadang terbutakan oleh dunia semata sehingga bisa saja melupakan yang 'lebih' dari itu dalam berteman.
Bagaiman sih teman yang baik? berteman yang baik berati mengingatkan terutama bila salah satu dari kita kok kayaknya sedang "limbung" he he he, apa ya bahasanya? sedang "kering" ? nggak masuk ya?...bagaimana kalo sedang "lupa pada yang di Atas" ya ya ya bisa! Tapi masalahnya bahkan sayapun sering tersinggung kalo tau-tau ada yang mengkritik, langsung muncul di kepala sindrom "SIAPA LU?". Sering lupa bahwa yang namanya hidayah bisa datang dari arah mana saja, apalgi kalo dari temen mungkin saja khan. Tapi yang namanya ego ini memang nggak pernah mau menghilang, merasa udeh puas padahal senila aja nggak keliatan tuh di Mata Allah SWT.
Nah kalo udeh jadi temen tapi nggak mau mengingatkan saya, sama aja namanya menjerumuskan saya kejurang "lupa diri"!. Apalagi kalo ditambah dia model yang kebanyakan memuji, baru sedikit aja kita sedekah ketika 'teman' tahu langsung aja membanjiri dengan pujian..."wah hebat loh".."kamu sholeh yah"..."kamu baek deh". Aduuuuh apa nggak melambung tuh lama-lama perasaan saya. Belum lagi bila termakan pujian dia dan merasa diri udeh tanpa cela...naudzubillah.
Begitu deh, mohon kritikannya yah para sahabat...apa aja deh? dan mohon maafkan saya bila menanggapi kritikan anda dengan tidak semestinya.
a friend in need is a friend indeed
0 Comments:
Post a Comment
<< Home