Feabhra 27, 2008

Meja Cinta Kita....




Ada ribuan macam jenis meja makan dari yang paling sederhana sampai yang paling mewah. Meja makan yang terbuat dari kayu dengan model yang sederhana sampai dengan model klasik berukir indah. Namun hanya ada satu meja makan yang paling berharga....yang di atasnya sebuah keluarga selalu makan bersama-sama.


Kebetulan ketika saya kecil sampai menikah meja makan selalu ada di rumah orang tua saya. Sampai saya SD meja makan memang benar-benar berfungsi sebagaimana semestinya...ya sebagai tempat makan. Tetapi tidak hanya itu saja, meja makan seperti juga kebanyakan keluarga lainnya sering kali menjadi tempat di mana kami sekeluarga bertukar cerita paling tidak sampai tingkat akhir SD.

Lepas dari SD tiba-tiba makan di meja makan bersama keluarga rasanya tidak cool lagi. Rasanya gak gaul dan ketinggalan jaman sekali bila harus bercerita bermacam-macam keluh kesah dengan keluarga karena waktu itu saya merasa duduk di bangku SMP berarti saatnya menunjukkan sebuah individu yang mandiri dan sudah (semi) dewasa. Dan salah satu caranya dengan melepaskan diri dari ikatan kekeluargaan ...yah tidak sedahsyat itu sih tapi paling tidak saat itu menghindar dari makan bersama keluarga adalah sebuah prestasi bagi individu yang mandiri

Sampai akhirnya meja makan yang sedianya berfungsi sebagai tempat makan lama kelamaan menjadi tempat apa saja. Dari buku sampai bahan jahitan yang belum terselesaikan sampai tas sekolah dan kain saruang yang disemperkan pada kursinya. Meja makan kami sejak itu menjadi semacam kantung doraemon yang menyimpan segalanya kecuali sepotong keakraban yang entah telah hilang ke mana.

Sejak berkeluarga meja makan menjadi salah satu mimpi saya selain kamera Nikon D300 (d200 juga boleh) sebuah mobil, naek haji, naekin haji orang tua, keliling dunia , hunting foto di Istambul.yaq amyun ternyata banyuaaak amat yang keinginan manusia (saya) ini. Ok deh, sebaiknyan fokus di meja makan saja dulu.

Rumah orang tua saya memang cukup besar untuk memuat meja makan namun karena saya saat ini tinggal di kontrakan kecil nan mungil maka meja makan sepertinya tidak akan muat bila berada di dalamnya. Memang sih saya dan isteri sedang berusaha melunasi sebuah rumah di Depok, namun bila melihat dari ukurannya yang hanya tipe 39 maka saya cuman garuk-garuk kepala membayangkan akan ditaruh di mana bila memiliki meja makan.

Rasa-rasanya, memang harus melupakan mimpi tentang meja makan ini, karena toh seperti jalan fikir saya ketika SMP dulu yang namanya makan bisa di mana saja bahkan di tengah jalan sekalipun ...itu bila kebal ditabrak mobil. Tapi, saya tidak ingin keluarga yang saya bina ini kehilangan ruh nya...saya ingin dapat bercerita tentang apa saja di atas meja makan dengan keluarga. Ingin mencari rumah yang lebih luas...namun yang sekarang saja masih 9 tahun lagi baru lunas, mungkinkah saya harus menunggu selama itu hanya untuk sebuah meja makan? saya tasa tidak.

Seorang sahabat yang kebetulan usia perkawinannya hanya terpaut beberapa bulan menjawab persoalaan saya dengan caranya, menurutnya makan di meja mah tidak usah repot-repot kan bisa makan di meja makan warung padang, makan di meja makan pecel lele dan kadang di meja makan tukang bakso. Namun bila soal komunikasi sambil makan suaminya selalu punya cara untuk dapat makan bersamanya, bahkan di depan TV sambil ngobrol ngalor ngidul.

Yah benar juga sih...mungkin bukan meja makannya yang saya cari namun atmosfir keakrabannya, dan hal tersebut bisa didapakan dari mana saja bahkan di depan TV....sedikit melegakan buat saya yang rumahnya masih terlalu sempit untuk dimuati sebuah meja makan impian.

Bagaimana dengan kebiasaan di atas meja makan anda ?

============================
Gambar dr http://pro.corbis.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home