Meán Fómhair 05, 2005

Menjalani hidup mirip DVD bajakan




Kalimalang-Kebayoran Baru, Senin sampai Jum'at, pagi dan sore.
Lihat M19, M26 kadang T54 dan M18
Kadang salip kanan salip kiri
Seringnya malah di salip Tiger, bahkan legenda dan smash ga mau kalah

Rem Dikit, kurangi gas biar saja jalan pelan
Ambil jalur kiri beri jalan pada para pembalap jalanan
Ujlag-ujlug merasakan kerasnya per
Ingat pesan isteri lebaran nanti ganti motor
Cek kantong, tidak lebih tebal dari bulan lalu

Tadi pagi, sebelum subuh saya sudah siap-siap berangkat lengkap dengan pakaian kerja. Isteri yang bergabung dalam sebuah proyek kesehatan di Serang harus jalan pagi itu untuk mengejar waktu jam setengah enam sampai Fatmawati. Perjalanan pagi-pagi yang cukup dingin, pada entah musim kemarau atau hujan ini. Musim kemarau karena siang hari kemarin panasnya subhanallah, musim hujan karena menurut kalender harusnya skrg sudah turun hujan.

Kalimalang-Fatmawati lancar luar biasa paling-paling terhenti karena lampu merah, itupun sering tidak berlaku karena jalan masih kosong. Alamak mternyata perlu juga sekali-kali keluar rutinitas berangkat ke kantor via jalan-jalan yg biasa saya lalui pagi-pagi gini. Selama ini semuanya menjadi seperti kebiasaan yang men tradisi dalam hari-hari saya, Kena macet, cari jalan pintas lewat pinggir kalimalang, kadang-kadang nabrak atau ditabrak motor gara-gara rem mendadak, sampai kantor antara jam setengah tujuhan, lalu cek e-mail.

Pagi ini merefresh hidup saya, mendefinis ulang arti berangkat kerja, yang katanya berkaitan erat dengan tingkat stress bagi para pegawai kantor di Jakarta. Bayangkan setengah jam kurang untuk sampai di Fatmawati, lalu ditambah sepuluh menit untuk mencapai kantor saya dari sana, jam enam kurang lima belas menit saya sudah duduk-duduk di depan pagar kantor sambil menunggu dibukakan pintu.

Prosesi kerja saya hari-hari belakangan ini sepertinya mirip DVD bajakan yang biasa di jual di pinggir-pinggir jalan. Anda bisa memilih berbagai kualitas DVD dari yang bagus sampai yang jelek (biasanya film-film baru masih jelek kualitas gambarnya) dengan harga yang tidak lebih dari Rp. 10.000 saja. Tapi dibolak-balik dari sisi manapun itu namanya kualitas gambar, yang namanya DVD bajakan tetap saja bajakan, dilihat oleh para kolektor tidak ada bedanya dengan Cd blank seharga tiga ribuan.

Rutinitas sehari-hari tanpa adanya penyegaran membuat keseharian saya semakin mirip CD bajakan saja berisi namun tiada arti. Kebosanan demi kebosanan sangat melelahkan sampai akhirnya tadi pagi-pagi sekali saya menghantarkan isteri membuat hari ini sedikit berbeda.

Berbagai macam dilakukan orang untuk membuat dirinya refresh (bukan ref reseh loh). Ada yang hobinya tiap sebulan sekali jalan-jalan dengan keluarga, atau kadang makan bersama di suatu tempat. Tidak heran memang karena kejenuhan adalah sesuatu yang harus di lawan. Tetapi ada saja poin-poin yang sepertinya tidak dapat diubah ya, namun biarkanlah itu menjadi bagian dari masa lalu.

Refreshing dengan pelbagai cara, namun dari semua jenis refreshing ada sebuah cara yang sudah lama sekali saya tidak pernah lagi rasakan, apaan tuh? Yaitu menangis, terutama menangis dalam sujud atau bertafakur, memikirkan kebesaran Allah SWT momen-momen seperti itu sepertinya sangat mahal sekali akhir-akhir ini. Padahal, bukan sihir, setiap kali sehabis menangis hati saya seperti plong, lepas ...luaaaas sekali

Yah, sebelum akhirnya saya bisa menangis lagi, paling tidak hari ini bisa merasa lebih segar karena tidak terjebak kemacetan di Kalimalang sana, alhamdulillah :)

Pict from Corbis

0 Comments:

Post a Comment

<< Home