Nollaig 01, 2006

Dek, Apakah Langit Kalimalang Selalu Berpelangi?





Beberapa hari ini isterinya lebih sering memasang mendung daripada senyuman menghiasi mukanya. Setiap pertanyaan tidak jarang dijawabnya dengan pendek-pendek saja. Bahkan kemarin malam ketika dirinya minta tolong untuk dibuatkan susu hangat untuk mengurangi dinginnya badan akibat kehujanan, sampai beberapa jam setalah itu istrinyapun belum juga beranjak dari depan majalah wanita bacaannya.

Walau memang kadang dia tidak bisa menahan kesabarannya dan sedikit menegur hanya sebentar saja sikap isterinya berubah baik, lalu untuk beberapa lama kemudian akan kembali mengundang mendung di tengah-tengah derasnya musim hujan ini. Puncak mendung yang menggantung di atas isterinya adalah ketika tidur tidak jarang isterinya memunggunginya dan pura-pura tidak tahu kalau suaminya berada di sebelahnya.

Bukannya tidak tahu si suami pasal isterinya bersikap seperti itu, bukannya tidak pula ingin mencari tahu apalagi selidik punya selidik. Tetapi memang sebenarnya dia sudah tahu dari awal kenapa isterinya beberapa hari belakangan ini bersikap seperti itu, Yah, hanya saja dia masih bingung dan berat hati untuk meloloskan permintaan isterinya.

Semuanya dimulai dua tahun lalu ketika dia, pria yang menjadi suaminya itu, membawa buah tangan sepulangnya shalat subuh di masjid. Seokor kucing betina, hitam putih warnanya mungkin berumur tidak lebih dari beberapa minggu. Sejak malamnya meoangan si kucing sudah terdengar di depan rumah mereka, mungkin bila meongnya di bahasakan Indonesia akan seperti ini ...."Ibuuuuu....ibuuuuuuu, engkau di mana ibuuuuu???"

Suaminya memang dari kecil suka sekali pada mahluk yang disebut sebagai kucing itu, karenanya dia tidak tahan dan merasa iba juga mendengar ngeongan kucing hitam putih yang besarnya tidak lebih dari dua telapak tangannya bila dilebarkan. Maka sepulangnya subuh Si Suami berkesempatan mencari anak kucing itu lalu membawanya pulang. Dan, itulah kucing piaraan pertama mereka sejak menikah. Sejak itu Si Cimot, demikian mereka memberinya nama kucing itu, menjadi bagian dari keluarga.

Dua tahun telah lewat, kucing yang dulunya seperti malaikat kecil yang diturunkan dari surga berubah menjadi biang kerok. Setiap hari mengganggu Si isteri dengan suara ngeongnya yang kecil melengking tinggi. Ketika sedang buka lemari makan, pintu kulkas, dentingan piring-piring yang baru saja dicuci, memasak, nonton TV, baca majalah, baca buku...sebut saja semua kegiatannya maka kucing itu ada di sana.. Yah, tidak selalu memang ..tapi hampir selalu lah.

Dan itu lah kenapa beberapa hari ini Isterinya selalu saja mengketuskan suaminya. Buat isterinya tidak ada jalan lain kecuali membuang kucing itu untuk selamanya. Di sisi lain suaminya masih merasa tidak berkeberatan dengan rewelan kucing hitam putihnya,....tapi dia kan hampir dari lebih setengah hari ada di luar rumah.
Semakin hari semakin jadi saja isterinya memaksa untuk membuang kucing hitam putih itu, dan dengan aksi ketusnya itu lama kelamaan membuat suaminya luluh juga. Walau agak terpaksa suaminya mulai berfikir mungkin besok pagi sambil berangkat kerja akan aku buang di pasar saja...namun dari kehari masih belum juga dia melakukannya.

Eh tapi, tapi eh.... siapa pernah nyangka kucing punya perasaan seakan mengerti pemilikinya sudah bosan dia diam saja duduk anteng. Pasang gaya duduk imut sambil matanya merem melek kalau ada yang lewat di depan peradauannya, seakan bilang "ayo, belailah bulu tubuhku yang lembut ini". Bahkan seperti tahu diri saja, kalau keadaan sedikit memanas antara pasangan suami isteri itu, maka kucing hitam putih itu akan menghilang untuk beberapa saat dari pandangan mereka.

Dan senyum Isterinya yang beberapa hari ini jarang terlihat sore-sore itu mulai mengembang. Tidak ada lagi jawaban-jawaban pendek untuk pertanyaan suaminya, bahkan ketika baru saja duduk di depan TV menyaksikan Sitkom OB (Office Boy) tiba-tiba seporsi siomay tersedia dihadapannya.

"kucingnya dibuang, Dek?"

"kucing? kucing apa?"

Sepotong bayang Kucing hitam putih tertangkap di ujung mata suaminya sedang meringkuk, tidur dengan damainya di sisi isterinya.

"meong"




_____________________________________________________
Pict dari corbis

0 Comments:

Post a Comment

<< Home